Bagikan:

Kasus Kekerasan Buruh di Bekasi, Kompolnas: Belum Ada Kesimpulan

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) telah memanggil sejumlah pejabat kepolisian terkait aksi kekerasan ormas anarkis kepada serikat buruh Bekasi saat aksi demo mogok Nasional, Oktober lalu.

NUSANTARA

Rabu, 18 Des 2013 21:21 WIB

Kasus Kekerasan Buruh di Bekasi, Kompolnas: Belum Ada Kesimpulan

Kekerasan Buruh, Bekasi, Kompolnas

KBR68H, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) telah memanggil sejumlah pejabat kepolisian terkait aksi kekerasan ormas anarkis kepada serikat buruh Bekasi saat aksi demo mogok Nasional, Oktober lalu.

Pejabat kepolisian yang dipangil adalah Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Kapolres Bekasi, dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Anggota Kompolnas, Edi Saputra Hasibuan mengatakan, belum ada kesimpulan dari hasil pertemuan tersebut. Namun, kata dia, akan ada pertemuan lanjutan untuk menanggapi perkembangan penanganan laporan kasus itu.

"Kemarin, beliau-beliau sudah memaparkan hasil penanganan di lapangan. Dan saya yakin akan ada pertemuan-pertemuan baru dalam waktu dekat. Akan dijelaskan secara rinci bagaimana untuk penanganan-penanganan nanti, ya. Tugas kami kan mengingatkan polisi, mengingatkan Polda Metro Jaya agar kasus itu segera ditindaklanjuti, sebagai menanggapi laporan dari LBH Jakarta, kemarin," jelas Edi Saputra Hasibuan, Anggota Kompolnas kepada KBR68H, Rabu (18/12).

Aksi mogok Nasional buruh pada 31 Oktober hingga 1 November lalu diwarnai penyerangan yang diduga dilakukan oleh sekelompok anggota ormas Pemuda Pancasila, Ikappud dan Aspelindo.

Penyerangan yang terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu mengakibatkan 28 orang buruh luka-luka, 4 di antaranya kritis dan harus dirawat di rumah sakit setempat. Atas aksi penyerangan tersebut, Konfederasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KSPMI) menyalahkan pihak kepolisian. KSPMI bersama KONTRAS, LBH Jakarta dan beberapa organisasi buruh lainnya melaporkan beberapa pihak, termasuk Kepolisian ke Kompolnas.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending