Bagikan:

Transjakarta, Mau Tertib Malah Dibuat Jengkel

KBR68H, Jakarta - Hari ini, wajah Manajemen lalu lintas DKI Jakarta sekali lagi membuat kesal. Para calon penumpang Transjakarta di halte Glodok mesti dibuat naik-turun jembatan penyeberangan hanya karena kekonyolan pihak pengelola. Mestinya ada pemberita

NUSANTARA

Sabtu, 29 Des 2012 16:57 WIB

Transjakarta, Mau Tertib Malah Dibuat Jengkel

KBR68H, Jakarta - Hari ini, wajah Manajemen lalu lintas DKI Jakarta sekali lagi membuat kesal. Para calon penumpang Transjakarta di halte Glodok mesti dibuat naik-turun jembatan penyeberangan hanya karena kekonyolan pihak pengelola. Mestinya ada pemberitahuan kalau pintu masuk halte busway ditutup untuk perbaikan dan ditunjukkan pintu alternatif.

"Sederhana saja, tempel kertas di kedua sisi jembatan penyeberangan, tulis pakai spidol: pintu halte ditutup.  Lewat bawah, kasih tanda panah. Simpel kan? Bodoh sekali!" Febri, calon penumpang ini menggerutu kesal karena mesti terpaksa turun tangga penyeberangan lagi dengan bawaan tasnya yang berat.

Entah sudah berapa calon penumpang yang gemas dengan problem rendahnya spirit pelayanan transportasi publik serupa ini.

"Kita sudah mencoba tertib masuk halte busway melalui jalur yang benar, ini malah dibikin jengkel. Benar-benar ga habis pikir!" keluhnya lagi.

Ketika keluhan ini disampaikan ke petugas jaga, ia menyebutkan bahwa itu sepenuhnya kesalahan pihak pemborong perbaikan halte.

Ternyata kejengkelan tidak berhenti sampai di situ. Begitu turun jembatan penyeberangan untuk memasuki halte busway calon penumpang mesti menebalkan nyali menyeberangi lalu-lintas jalan raya ramai tanpa seorang petugas pun membantu.

"Begini ini yang namanya pelayanan publik? Kog tidak ada kepekaan pada keselamatan calon penumpang. Kita bayar pajak buat menggaji orang-orang macam begini?" keluhnya geram.

Keselamatan di jalan sudah semestinya menjadi bagian utama dari pengelolaan transportasi. "Jika tidak ada totalitas pelayanan di sana, bahkan terkesan menyepelekan, pasti ada yang salah dalam sistem pengelolaannya. Perlu perombakan total atau persoalan konyol seperti ini akan terus berulang," ujarnya lagi, sembari menyeka keringat.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending