Bagikan:

Masyarakat Malaka Ditanamkan Cinta Pariwisata

Masyarakat di Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara (KLU), diajak untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mengembangkan industri pariwisata NTB. Sebab, lokasi Malaka cukup strategis, yakni berada di tengah-tengah dua kawasan pariwisata terkenal, yakni Senggig

NUSANTARA

Jumat, 21 Des 2012 18:20 WIB

Masyarakat Malaka, Pariwisata

KBR68H, Mataram- Masyarakat di Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara (KLU), diajak untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mengembangkan industri pariwisata NTB. Sebab, lokasi Malaka cukup strategis, yakni berada di tengah-tengah dua kawasan pariwisata terkenal, yakni Senggigi Lombok Barat dan tiga Gili, seperti Trawangan, Air dan Meno, di KLU. Masyarakat Malaka harus mendapat manfaat dari perkembangan industri pariwisata NTB tersebut.

“Industri pariwisata ini harus memberi effek positif bagi masyarakat di kawasan maupun sekitar obyek wisata. Jika tidak dampaknya bagi masyarakat, untuk apa kita kelola pariwisata. Jadi harus merata dirasakan,” kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Awanadhi Aswinabawa, saat dialog pada acara Kemah Bhakti Pemuda Sadar Wisata, di Desa Malaka, KLU, hari ini.

Awanadhi mengungkapkan, pertumbuhan pariwisata di Senggigi Lobar dan tiga gili KLU sangat pesat. Di lokasi ini terdapat sekitar 5-6 ribu kamar hotel berbintang dan non bintang. Untuk itu, ia meminta masyarakat Malaka berpartisipasi atau terlibat di dalamnya. Masyarakat tidak harus terlibat langsung, tetapi bisa juga menjadi penunjang industri pariwisata tersebut. Artinya, masyarakat Malaka tidak boleh hanya menjadi penonton di sana.
 
Awanadhi menjelaskan, terdapat 4 tantangan utama pariwisata NTB yang tengah dihadapi yakni aksebilitas, Sumber Daya Manusia (SDM), produk wisata dan promosi pariwisata. Dari sesi aksebilitas, wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek-obyek wisata NTB masih susah, karena jalur transportasi yang masih kurang. Ditambah lagi dengan kondisi jalan-jalan menuju beberapa obyek wisata NTB rusak.
 
“SDM pariwisata kita juga masih perlu ditingkatkan. Produk wisata NTB juga masih terbatas dan cara mempromosikan produk itu juga masih jauh dari harapan. Tugas kami selaku BPPD, yakni menjual obyek-obyek wisata NTB. Bagaimana agar obyek wisat yang bagus itu menjadi lebih bagus dan yang tidak bagus diperindah. Tapi materi promosi yang kita sampaikan tidak boleh bohong. Itu akan merusak citra pariwisata kita sendiri nantinya,” tegas Awanadhi.
 



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending