Konsumsi serat masyarakat Suamtera Utara tergolong rendah, dan secara keseluruhan hanya 5,5 persen warga Sumut usia di atas 10 tahun yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia WHO.
Kebutuhan konsumsi serat masyarakat Indonesia yang dianjurkan oleh BPOM adalah sebesar 25 gram/hari. Secara alami, sumber serat dapat diperoleh dari beberapa jenis makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, gandum, dan kacang-kacangan. Buah dan sayur merupakan dua jenis makanan dengan kandungan serat paling banyak dan paling mudah didapatkan di seluruh daerah.
Penelitian Litbangkes Gizi Kementerian Kesehatan menunjukkan konsumsi serat orang Indonesia masih tergolong rendah, hanya sekitar 12 gram/hari, atau hanya sekitar 50% dari yang dianjurkan sebanyak 25 gram/hari. Sedangkan kontribusi serat makanan yang berarti dari menu Indonesia adalah: nasi/beras (2,1 g), jagung (1,1 g), kelapa (9,0 g), kacang-kacangan: kacang panjang, tempe, kacang hijau, kacang merah (16,9 g); sayur-sayuran: kangkung, terong, wortel, kol, bayam, nangka muda, daun pepaya, dan daun kelor (2,0 g); dan buah-buahan: pisang, pepaya, jeruk (5,2 g).
Rendahnya konsumsi serat masyarakat Indonesia juga dibuktikan dari hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) Kementerian Kesehatan di tahun 2008. Berdasarkan riset tersebut Sebanyak 22 Provinsi di Indonesia tercatat mempunyai prevalensi perilaku kurang konsumsi buah dan sayur pada penduduk usia lebih 10 tahun, yaitu: Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
“Sedangkan Provinsi DI Yogyakarta didaulat sebagai provinsi tertinggi dalam hal konsumsi serat dengan tingkat konsumsi sejumlah 17,1 gram per orang per hari,” kata Gontar Siregar Alamsyah, Dekan Fakultas Kedokteran USU.
Menurut dia, penyebab kurangnya konsumsi serat bisa karena pergeseran gaya hidup masyarakat urban yang cenderung menggemari makanan cepat saji yang tinggi kolesterol namun rendah serat. Hal ini kerap menyebabkan keluhan gangguan pencernaan seperti sulit buang air besar atau sembelit.
Sumber: http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=82265:komsumsi-serat-di-sumut-rendah&catid=37:medan&Itemid=457
Kosumsi Serat di Sumut Masih Rendah
Konsumsi serat masyarakat Suamtera Utara tergolong rendah, dan secara keseluruhan hanya 5,5 persen warga Sumut usia di atas 10 tahun yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia WHO.

NUSANTARA
Kamis, 20 Des 2012 11:14 WIB

konsumsi, serat, medan, sumatera utara
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai