Bagikan:

Anjal di NTB Masih Miliki Orang Tua

Anak jalanan (anjal) di NTB terutama di kota Mataram kebanyakan masih memiliki orang tua. Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Disosdukcapil) Provinsi NTB Bachruddin mengatakan, mereka bukan yatim piatu yang secara ekonomi serba kekurangan.

NUSANTARA

Senin, 17 Des 2012 19:24 WIB

Anjal di NTB

KBR68H, Mataram - Anak jalanan (anjal) di NTB terutama di kota Mataram kebanyakan masih memiliki orang tua. Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Disosdukcapil) Provinsi NTB Bachruddin mengatakan, mereka bukan yatim piatu yang secara ekonomi serba kekurangan. Aktifitas mengemis di jalanan disebut sebagai sebuah kebiasaan sehingga menjadi persoalan sosial.

Bachruddin mengatakan, kegiatan mengemis di jalanan serta di lokasi keramaian dilakukan untuk memperoleh uang jajan. Aktifitas itu cenderung mengabaikan kewajibannya sebagai anak kecil yakni bersekolah.
 
Untuk menuntaskan persoalan sosial ini, pihaknya melakukan penyisiran bersama dengan pihak swasta seperti Yayasan Peduli Anak (YPA). Setelah dilakukan penyisiran, biasanya mereka tidak mengemis lagi dan mau bersekolah. Namun ia mengklaim, pengemis selalu muncul dengan muka-muka baru.
 
Bachruddin mengatakan, anak-anak yang mengemis tidak laten karena setelah beranjak remaja, anak-anak pengemis biasanya malu turun ke jalan lagi untuk mengemis. “Meskipun begitu  kami tidak harus menunggu dia malu supaya tidak ke jalan, kita coba mengcover mereka dengan bekerjasama dengan mitra kita agar persoalan anjal bisa terus berkurang,” jelas Bachruddin.
 
Ia menambahkan, pada tahun 2013 mendatang,  pemerintah pusat memberikan anggaran sebesar Rp 7 miliar khusus untuk anak yatim piatu di NTB. Dana ini diberikan kepada 6 ribu anak yang tersebar diseluruh wilayah. Namun tidak semua anak yatim piatu bisa menikmati dana bantuan ini karena jumlah yatim piatu yang tertampung di panti asuhan hampir 10 ribu anak.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending