Bagikan:

Ngayogjazz di Padukuhan Kalimundu, Warga Siapkan Pengelolaan Sampah

Ada sejumlah alasan mengapa Padukuhan Kalimundu dipilih sebagai penyelenggaraan Ngayogjazz.

NUSANTARA

Sabtu, 16 Nov 2024 01:00 WIB

Author

Ken Fitriani

Ngayogjazz di Padukuhan Kalimundu, Warga Siapkan Pengelolaan Sampah

Konferensi pers Ngayogjazz 'Ngejazz Tanpa Ngasorake" di Yogyakarta, Kamis, 13 November 2024. Foto: KBR/Ken

KBR, Yogyakarta- Pergelaran musik Ngayogjazz bakal kembali digelar hari ini, Sabtu, 16 November 2024. Kali ini bertempat di Padukuhan Kalimundu, Kalurahan Gadigharjo, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, DIY.

Acara musik yang menggabungkan kearifan lokal tersebut sudah diselenggarakan ke-18 kali. Tema tahun ini, 'Ngejazz Tanpa Ngasorake'. Tema yang mengacu pada falsafah Jawa, 'Menang Tanpa Ngasorake' ini diharapkan bisa membangun semangat saling menghargai tanpa merendahkan.

Ada sejumlah alasan mengapa Padukuhan Kalimundu dipilih sebagai penyelenggaraan Ngayogjazz. Antara lain suasana desa yang asri, dan warganya memiliki kesadaran merawat lingkungan dengan cara mengelola sampah secara mandiri.

Kepala Dusun Kalimundu, Srihadi Joko Padmono mengatakan, pengelolaan sampah secara mandiri di wilayahnya sudah dimulai sejak 2017 melalui Program Sedekah Sampah di tingkat Rukun Tetangga (RT).

Seiring berjalannya waktu, pengelolaan sampah dilakukan Komunitas Pengelolaan Sampah Kalimundu (Kompak) dengan metode bank sampah. Kegiatan ini juga untuk mendukung program pemerintah setempat, yakni 'Bantul Bersama' atau Bantul Bersih Sampah yang digalakkan hingga 2025.

Joko menjelaskan, untuk Ngayogjazz, Padukuhan Kalimundu telah menyiapkan sejumlah hal selama festival musik berlangsung.

"Jadi, rencana kalau pas Ngayogjazz ini kita sudah siapkan itu enam rumah botol, rumah keranjang botol gitu, sama dua puluh set sampah tiga warna untuk istilahnya membantu mengakomodasi sampah dari Ngayogjazz ini," katanya di Yogyakarta, Kamis, (14/11/2024).

Nantinya sampah-sampah yang terkumpul dipilah dan dipilih, mana yang bisa didaur ulang ataupun tidak.

"Itu reduksinya nanti akan diambil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul. Reduksi, ya, jadi sampah-sampah organik. Kalau yang bisa kita jual, ya, kita jual," ujarnya.

Baca juga:

Joko mengatakan, pada pembukaan Ngayogjazz, akan ditampilkan gaun dari daur ulang sampah. Gaun-gaun tersebut sebelumnya sudah pernah ditampilkan pada karnaval perayaan HUT RI tahun lalu dan mendapatkan sambutan baik dari masyarakat.

"Setidaknya dari komunitas ini sudah mengurangi sampah anorganik lumayan banyak. Gaun berasal dari daur ulang sampah seperti botol atau plastik kemasan. Kalau pas pembukaan kita akan tampilkan sekitar lima belas gaun, kemudian gaunnya akan kita pajang di pusat Padukuhan Kalimundu. Ada beberapa hasil kerajinan juga dari sampah yang akan kita tampilkan," jelasnya.

Selain dalam pengelolaan sampah, UMKM warga Padukuhan juga akan dilibatkan di Ngayogjazz. Tercatat, ada sekitar 96 UMKM yang akan memasarkan produknya selama pagelaran musik berlangsung.

"Diprioritaskan untuk warga Padukuhan Kalimundu. Stand-nya ada yang menampilkan produk kerajinan dan kuliner potensi Dusun Kalimundu," ungkapnya.

Sementara itu, Praktisi Seni dan Budaya, Kusen Alipah Hadi menambahkan, sejak Ngayogjazz diadakan pertama kali diharapkan bisa menjadi wadah dan mendukung talenta-talenta musisi muda dan komunitas jazz.

"Momen ini menjadi wadah untuk persemaian bibit musisi jazz, sehingga jazz akan selalu lestari dengan musisi-musisi berkualitas," imbuhnya.

Kusen mengatakan, pemilihan Padukuhan Kalimundu ditinjau dari beberapa hal. Salah satunya adalah masyarakat yang aktif membuat kebun tanaman obat keluarga selain mandiri mengelola sampah.

"Jadi, ini juga menjadi destinasi wisata yang edukatif. Bisa mengajak pengunjung untuk gemar makan sayur, kemudian ada situs sejarahnya juga yang bisa dipelajari," pungkasnya.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending