KBR, Yogyakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh warga bangsa yang telah menggunakan hak pilihnya sesuai dengan aspirasi politik masing-masing.
"Harapannya pilkada serentak ini berjalan dengan luber, jurdil, bermartabat. Dan pastinya berdaulat, dalam arti betul-betul demokratis, bebas dari segala campur tangan apapun, lembaga apapun, dan siapapun. Sehingga kita mengalami proses kemajuan demokrasi, lebih dari sekedar prosedur demokrasi yang selama ini sudah berjalan dengan baik," kata Haedar Nashir, usai memberikan hak pilihnya di Kabupaten Bantul DIY, Rabu (27/11/2024).
Haedar mengatakan hal-hal yang selama ini mengganjal di ruang publik, seperti pemilu yang masih ada campur tangan berbagai pihak, bisa berakhir di pilkada ini dan tidak terjadi lagi.
Ia juga berharap KPU dan Bawaslu daerah betul-betul mengawal proses perhitungan suara sampai nanti proses akhirnya agar tidak ada masalah serius, kecuali masalah teknis.
"Apalagi yang menyangkut penyalahgunaan atau penyimpangan, karena ini menyangkut penghargaan yang tinggi terhadap aspirasi warga yang begitu antusias menyempatkan waktu, peluang untuk datang ke TPS. Artinya, KPU dan Bawaslu serta institusi pemerintah yang bertanggung jawab secara keseluruhan, ketika mengawal proses demokrasi. Ini sama dengan penghargaan terhadap kedaulatan dan aspirasi rakyat," kata Haedar.
Haedar menyebut, para kepala daerah yang terpilih secara demokratis lewat pemilu yang sehat, harus betul-betul menjalankan mandat konstitusi dengan jujur, amanah, terpercaya. Bahkan, mengutamakan kepentingan warga, rakyat di atas kepentingan diri, kroni, atau apapun yang terkait dirinya.
"Kita ingin ada kultur baru, suasana baru. Bahkan kita ingin ada ekosistem politik baru, di mana kepala daerah dan wakil yang terpilih betul-betul berjiwa negarawan, berjiwa pahlawan, yang mengutamakan kepentingan rakyat di atas segala-galanya," tegasnya.
Baca juga:
- Usai Nyoblos Pilkada, Prabowo: Yang Menang Jadi Pemimpin untuk Semua
- Nyoblos Pilkada, Jokowi: Yang Menang Jangan Jumawa!
Selesai dengan dirinya
Haedar mengajak semua pasangan calon harus mendeklarasikan bahwa mereka sudah selesai dengan dirinya, selesai dengan keluarganya.
Sebab setiap penyimpangan kekuasaan, setiap praktek korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan apalagi yang menyangkut materi bermula dari pejabat publik yang belum selesai dengan dirinya.
"Bahkan ada hutang-hutang yang harus dibayar oleh dukungan-dukungan politik yang semestinya tidak menyandera dirinya. Karena begitu mahalnya harga politik atas aspirasi rakyat. Kalau tidak kita mulai saat ini dengan pilkada serentak, sampai kapanpun kita tidak akan melahirkan para pimpinan kepala daerah yang good government dan clean government," kata.
Jika kepala daerah tidak bisa menjalankan pemerintahan baik dan bersih, menurut Haedar Nashir, pertaruhannya adalah aset kekayaan negara di setiap daerah dan otoritas atas nama otonomi daerah yang sangat besar.
Misalnya, penyimpangan terbuka maupun tertutup, dan yang dipertaruhkan adalah kekayaan alam, sumber daya daerah, bahkan APBN yang sekarang besar mengalir ke daerah.
"Kami percaya masih ada banyak kepala-kepala daerah yang menjadi contoh, role model, teladan memimpin daerahnya dengan spirit para pendiri bangsa sebagai para negarawan di daerahnya," pungkasnya.