KBR, Jakarta– Pemerintah menyiapkan ribuan rumah untuk merelokasi warga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait mengatakan, relokasi adalah upaya penanganan warga yang terimbas erupsi. Nantinya, ribuan rumah itu akan dibangun di lokasi yang sudah ditentukan BMKG, dan setelah berdiskusi dengan kepala daerah setempat.
“1.100, ya, keadaan baik, ya, yang sudah ready yang akan segera jalan. Kira-kira sembilan hari sudah bisa kita perkirakan bisa sampai di lokasi,” ucap Maruarar Sirait dikutip dari kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa, (12/11/2024).
Maruarar telah mendatangi dua titik lokasi yang akan dibangun rumah untuk para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Titik lokasinya berada pada 10-12 kilometer dari gunung. Lokasi relokasi tersebut dibuat tidak terlalu jauh dari areal pertanian, karena sebagian besar korban merupakan petani.
Baca juga:
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan, ada 2.700 rumah yang akan direlokasi. Kata dia, korban yang rumahnya rusak berat akan mendapatkan dana tunggu hunian.
“Dana tunggu hunian kita berikan bagi masyarakat yang rusak berat. Mereka, kan, enggak mungkin tinggal di pengungsian. Mereka misalnya menumpang di rumah saudaranya, mengontrak, itu dapat dana tunggu hunian Rp500 ribu per KK kali enam bulan. Kenapa enam bulan? Asumsinya Pak Menteri Perumahan Rakyat kalau enam bulan sudah jadi semua itu,” ucap Suharyanto.
Suharyanto menambahkan, terhitung hari ini, Selasa, (12/11/2024), sudah terjadi 54 letusan. Dampaknya, 11.553 orang mengungsi. Terdapat delapan titik pengungsian terpusat yang berada di Flores Timur dan Kab Sikka.
Suharyanto mengatakan, BNPB sedang mengusahakan untuk memindahkan pengungsi di Kab Sikka ke Flores Timur, karena arah abu vulkanik yang mengarah ke barat sehingga membahayakan pengungsi.