KBR, Jakarta- Debat ketiga Pemilihan Gubernur Sumatra Utara 2024, Rabu malam, diwarnai saling sindir antara Calon Gubernur Sumut nomor urut 1 Bobby Nasution dengan Calon Gubernur nomor urut 2, Edy Rahmayadi.
Momen bermula ketika Edy menyindir Bobby yang telah melangkahi wewenang gubernur yang dijabat dirinya. Kata Edy, Bobby langsung menemui menteri, padahal saat itu Bobby masih berstatus sebagai Wali Kota Medan.
“Saya tahu, anda sampaikan anda mau fasilitasi menjumpai DPR RI, menjumpai DPD. Kenyataan di wali kota saja itu langsung ke Menteri, tidak ke DPR. Saya tahu itu karena saya datang ke DPR RI. Di Komisi V, di Komisi II, dan itu memang tempat saya berkoordinasi,” ucap Edy saat debat ketiga Pilgub Sumut, Kamis (14/11/2024).
Calon Gubernur nomor urut 2, Edy Rahmayadi menegaskan, sikap Bobby itu telah melanggar aturan, yang mestinya koordinasi dilakukan berjenjang. Artinya dari wali kota ke gubernur terlebih dahulu, sebelum berurusan langsung ke menteri.
Baca juga:
- Debat Pilgub Sumut, Bobby: Investasi Harus Dijemput, Bukan Diam
- Debat Kedua Pilgub Sumut 2024, Dua Pasangan Calon Ditantang Adu Gagasan soal Daya Saing Daerah
“Tidak ada urusan kepala daerah Bupati dan wali kota langsung ke menteri, yang ada adalah gubernur. Secara hierarki, bupati dan wali kota harus melalui gubernur, karena gubernur adalah perwakilan pusat di daerah itu ada undang-undang nya,” tambah Edy.
Menjawab sindiran Edy, Bobby Nasution kemudian meminta maaf karena telah melangkahi Edy ketika masih menjabat sebagai walikota Medan. Namun kemudian Bobby kembali menyindir dengan mengatakan bahwa Edy pernah meminta tolong kepadanya untuk mempertemukan Edy dengan Menteri.
"Tapi Pak, mohon maaf sekali lagi Pak, seingat saya Bapak juga pernah minta tolong saya untuk ketemu menteri, Pak waktu saya jadi wali kota, Pak. Mohon maaf sekali lagi, karena kalau memang Bapak anggap tadi efektif, kenapa Bapak harus minta tolong wali kota juga, Pak untuk ketemu bicara program?" ucap Bobby.
Baca juga: