Kepala UPT BPBD Cilacap, Edi Sapto Priyono mengatakan daerah rawan longsor tersebut berada di wilayah bagian barat dan utara Kabupaten Cilacap, yang didominasi wilayah pegunungan. Sejak tahun 2010 terjadi puluhan bencana longsor yang menimpa permukiman, jalan dan lahan pertanian. Sejak saat itu terjadi tiga kali relokasi perumahan penduduk akibat longsor.
Edi mengungkapkan, ketiga daerah yang di relokasi tersebut adalah Desa Pamulihan Kecamatan Karangpucung, Desa Karangsari Kecamatan Cimanggu dan Desa Ujungbarang Kecamatan Majenang.
"Kalau
seperti di (Kecamatan) Karangpucung sudah jelas terjadi tahun 2010, dan kini
sudah direlokasi. Kalau Cimanggu, di Karangsari juga sama kasusnya, relokasi. Kalau
(Kecamatan) Majenang itu di Ujungbarang. Kalau yang  berpotensi di Majenang itu ada Cibeunying, kalau
di (Kecamatan) Wanareja juga ada Majingklak. Kalau di (Kecamatan) Dayeuhluhur
itu ada Panulisan dan Matenggeng. Sebelum terjadinya bencana kita intensif
melakukan penyuluhan, sosialisasi, terutama di daerah rawan bencana, baik
longsor, banjir dan sebagainya," ujarnya.
Edi Sapto menambahkan, selain bahaya tanah longsor, warga diimbau juga mewaspadai potensi terjadinya puting beliung dan banjir bandang pada musim peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan ini. Sebab, pada musim pancaroba banyak terjadi tekanan rendah lokal yang berpotensi menimbulkan pusaran puting beliung.
BPBD Cilacap, kata Edi, intensif
melakukan sosialisasi mitigasi ke wilayah-wilayah rawan bencana, mulai bencana
tanah longsor, banjir dan puting beliung.
Editor: Dimas Rizky