KBR, Jakarta - Sebanyak 104 alumni Universitas Dipenogoro mendesak rektor menjamin kebebasan akademik di kampus tersebut. Hal ini dinyatakan setelah Rektor Undip tidak mengizinkan diskusi bertema LGBT, Kamis lalu.
Alumnus FH Undip, Dody Setiadi mengatakan, kampus harus menjamin kebebasan berserikat dan berpendapat. Kampus juga mandiri dari campur tangan pihak mana pun termasuk Ormas.
"Jangan sampai ada hal-hal seperti ini lagi di Undip. Jangan ada pelarangan terhadap diskusi yang dilakukan mahasiswa di dalam kampus. Karena menurut kami, bukan porsinya kampus untuk melarang," jelas Dody kepada KBR, Minggu (15/11/2015) malam.
Alumnus FH Undip, Dody Setiadi, menambahkan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menyampaikan protes langsung kepada rektorat. Dia berharap, mahasiswa Undip yang kini berkuliah juga mendesakkan hal yang sama.
Kamis lalu, diskusi bertajuk "LGBT dalam Sosial Masyarakat Indonesia" terpaksa batal setelah tidak diizinkan rektorat. Acara itu sedianya mendatangkan dosen HAM Undip, dokter spesialis andrologi dan ketua komunitas LGBT Semarang Gaya Community. Pihak kampus berdalih acara ini tidak memenuhi prosedur kampus, serta membantah adanya campur tangan dan ancaman pihak luar.
Editor : Sasmito Madrim
