KBR, Jakarta - LSM lingkungan Walhi mendukung rencana Presiden Joko Widodo mengembangkan pertanian sagu masyarakat di Kepulauan Meranti, Riau.
Koordinator Walhi, Abetnego Tarigan, mengatakan pertanian sagu masyarakat di Riau punya nilai ekonomi tinggi sekaligus ramah lingkungan. Berdasarkan catatan Walhi sejak 2000 lalu, model pertanian ini terbukti menjaga lahan gambut tidak mudah terbakar.
"Kita nggak bisa lagi hanya mengandalkan sektor-sektor yang sudah mapan dikuasai perusahaan-perusahaan skala besar. Model-model pemberdayaan rakyat dengan mengandalkan komoditas-komoditas yang dikembangkan rakyat secara berkelanjutan ini menjadi sangat strategis ke depannya," ujar Abetnego ketika dihubungi KBR, Sabtu (25/11) sore.
"Sagu-sagu ini masih dominan dikelola oleh rakyat. Tinggal sekarang perlindungannya, intensifnya, dan dukungan apa yang akan diberikan pemerintah," terang Abetnego.
Abetnego Tarigan menambahkan pemerintah harus memberikan bantuan alat-alat dan kelola niaga buat petani sagu di Riau. Ini menjaga petani tidak menjual lahannya ke perusahaan sawit yang tidak ramah lingkungan.
Rencana mengembangkan pertanian sagu di Riau disampaikan Presiden Joko Widodo saat blusukan ke Riau, Kamis (27/11) . Joko Widodo mengapresiasi industri kecil dan menengah di Kepulauan Meranti yang mampu memenuhi kebutuhan nasional hingga ekspor ke Jepang, Thailand, dan Singapura.
Saat blusukan, Jokowi juga berkunjung ke pabrik pengolahan sagu dan disuguhi berbagai makanan olahan sagu. Dia juga menanam pohon sagu dan berjanji memanennya 5 tahun dari sekarang.
Kepulauan Meranti dikenal sebagai pusat produksi sagu dengan sekitar 67 pabrik pengolahan. Ada sekitar 70 ribu hektare lahan yang sebagian besar dikelola turun-temurun oleh masyarakat. Sagu juga ditanam di Sumatera, Sulawesi, dan Papua.
Editor: Antonius Eko