KBR, Bandung – Peringkat Indonesia sebagai penghasil teh dunia di dunia turun dari posisi ke-5 dunia ke posisi ke-8.
Kementerian Pertanian mengklaim penurunan pada tahun lalu itu disebabkan karena penurunan produksi akibat pemanasan global, keterbatasan benih unggul, rendahnya sumber daya manusia dan kelembagaan petani yang belum berkembang.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, KKementerian Pertanian, Yusni Emilia Harahap menyebutkan, salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan teh nasional yaitu melalui gerakan peningkatan agribisnis teh.
"Jadi itu semua tentu selain dari pada infrastruktur ya, banyak yang harus kita koordinasikan. Tidak hanya oleh goverment side (sisi pemerintahan saja) tetapi juga oleh pelaku bisnis, termasuk peran Dewan Teh Indonesia," ujarnya saat pertemuan Inter-govern-mental on Tea ke 21 di Hotel Panghergar, Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/11).
Yusni mengatakan untuk mengatasi permasalahan teh nasional beberapa tahapan telah dibuat. Tahapan itu dibuat dengan pendekatan perbaikan benih, pupuk, pemeliharaan, pengembangan sumber daya petani serta peningkatan kemitraan antar petani dan industri.
Kementerian Pertanian menyatakan, sasaran tahapan peningkatan teh nasional itu untuk perkebunan yang dikelola rakyat. Alasannya sebanyak 40 persen produksi teh nasional dihasilkan oleh perkebunan rakyat.
Pertemuan Komoditi Teh Antarnegara
Hampir 20 perwakilan negara mengikuti pertemuan Inter-govern-mental on Tea ke 21 di Hotel Panghergar, Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, mulai hari ini hingga 7 November mendatang. Perwakilan negara yang hadir diantaranya China, India, Kenya dan Sri Lanka sebagai produsen teh serta negara konsumen teh antara lain Inggris, Jerman dan Amerika.
Menurut Yusni Emilia Harahap, fokus pertemuan yang ke tiga digelar di Indonesia itu untuk mengatasi berbagai permasalahan komoditi teh.
"Forum ini adalah forum konsultasi dan tukar menukar pengalaman. Tujuannya itu, tentu diberbagai hal. Ada mengenai bagaimana sih prospek perdagangan ke depan, itu kan berikan. Outlook ya. Kemudian bagaimana dari sisi konsumen. Kemudian faktor - faktor apa saja yang menjadi tren selama ini yang dihadapi oleh negara produsen," ujar Yusni Emilia.
Yusni mengatakan, selain bertukar pengalaman juga dibahas isu sosial dan lingkungan, aturan impor tentang keamanan makanan (food safety), akses petani terhadap skim kredit, hama, penyakit tanaman serta promosi.
Yusni menyebutkan jika dalam pertemuan ini ditemui kesamaan antarnegara terkait kendala dalam komiditas teh, maka mereka meminta bantuan kepada organisasi pangan internasional, FAO.
Seluruh perwakilan negara yang hadir yaitu Sri Lanka, Kenya, China, Tanzania, Jepang, Inggris, Bangladesh, Amerika, Malawi, Kanada, Turki, India, Rusia, Vietnam, Maroko, Italia, Iran dan Jerman.
Editor: Anto Sidharta
Turun, Peringkat Indonesia sebagai Negara Penghasil Teh
Peringkat Indonesia sebagai penghasil teh dunia di dunia turun dari posisi ke-5 dunia ke posisi ke-8.

NUSANTARA
Rabu, 05 Nov 2014 16:41 WIB


Turun, Peringkat Indonesia, Penghasil Teh
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai