Bagikan:

Tuntut Upah Layak, Ribuan Buruh Kepung Kantor Gubernur Sumut

Ribuan demonstran menyerbu Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin (3/11) siang. Mereka menuntut kenaikan upah, penghapusan sistem kerja alih daya (outsourching), menuntut jaminan kesehatan dan kompensasi dana bila Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.

NUSANTARA

Senin, 03 Nov 2014 15:54 WIB

Author

Sri Wahyuni

Tuntut Upah Layak, Ribuan Buruh Kepung Kantor Gubernur Sumut

Buruh, Kantor Gubernur Sumut

KBR, Medan - Ribuan demonstran menyerbu Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin (3/11) siang. Mereka menuntut kenaikan upah, penghapusan sistem kerja alih daya (outsourching), menuntut jaminan kesehatan dan kompensasi dana bila Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.

Koordinator aksi unjuk rasa, Jahotman Sitanggang mengatakan, kehidupan buruh saat ini sangat memprihatinkan. Sebab upah minimum provinsi (UMP) sebesar Rp1,6 juta yang diterima buruh tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi dengan rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM.

"Kami meminta agar Gubernur Sumatera mengeluarkan kebijakan untuk menetapkan upah yang layak bagi buruh di Sumatera Utara. Bila tidak, maka kami akan melakukan aksi mogok kerja," katanya di depan kantor Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Jalan Diponegoro Medan, Senin (3/11) siang.

Aksi unjukrasa yang melibatkan ribuan buruh dari 19 aliansi buruh ini pun sempat berlangsung tegang. Demonstran sempat nekat berusaha membobol pintu gerbang utama Kantor Gubsu. Namun blokade polisi yang sudah berjaga dengan memasang pagar betis berhasil menghalau demonstran untuk tidak sampai membobol pintu.

Aksi unjuk rasa ini pun sempat membuat kacau arus lalu lintas di seputar Kantor Gubsu. Rekayasa (peralihan) jalan raya pun dilakukan guna melancarkan arus lalin. Sebab para demonstran menutup seluruh Jalan Diponegoro.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending