KBR, Lhokseumawe – Tanggul sungai sepajang 20 km di sejumlah kecamatan wilayah Kabupaten Aceh Utara jebol dihantam banjor. Kondisi itu menyebabkan keselamatan ribuan warga di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) terancam.
Kepala Seksi Sungai Dinas Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (SDA dan ESDM) Aceh Utara, Muhammad Jafar membenarkan tanggul sungai di daerah itu rusak parah. Kata dia, penyempitan sungai menimbulkan kerusakan terhadap tanggul.
“Persoalannya karena kondisi penampang sungai di Krueng Pasee sendiri sudah terjadi penyempitan, sehingga d isaat-saat musim penghujan tidak tertampung. Kemudian, daya rusak air khususnya di daerah-daerah cekungan, seperti di Kampung Tanjung Awee juga beberapa d ilokasi lain itu titik-titik yang kondisinya kritis, ” jelas Jafar kepada portalkbr, Senin (24/11).
Ia menambahkan, untuk mengatasi permasalahan tersebut pihaknya terkendala akibat terbatasnya anggaran daerah yang tersedia. Sehingga, dibutuhkan bantuan dana melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBN dan APBA) yang diprediksi mencapai miliaran rupiah.
Sebelumnya banjir kiriman dari perbukitan Kabupaten Bener Meriah menyebabkan ratusan rumah di Aceh Utara terendam. Tercatat, 1.500 warga terpaksa mengungsi. Sementara lebih 800 hektar areal tanaman padi terancam gagal panen.
Sejumlah kcamatan yang dilanda banjir Aceh Utara, meliputi Matangkuli, Samudera, Syamtalira Bayu, Meurah Mulia, dan Simpang Kramat. Sedangkan, untuk Lhokseumawe terpusat di Kecamatan Blang Mangat.
Editor: Antonius Eko