KBR,Surakarta - Kota Surakarta menggelar Festival Payung Indonesia yang berlangsung mulai Jumat (28/11) sampai Minggu (30/11).
Kepala Dinas Pariwisata pemkot Surakarta, Enny Tyasni mengatakan, festival payung baru pertama kali digelar di kota Surakarta. Menurut Enny, Festival ini untuk menggairahkan kondisi pariwisata di Solo dan mengangkat UMKM sentra industri payung di berbagai daerah.
“Sejarah mencatat, daerah di sekitar Solo dahulu adalah sentra industri payung tradisional, berbagai event budaya Kraton Kasunanan Surakarta selalu identik membawa payung tradisional,” kata Enny.
“Kita coba mengangkat kembali payung dalam bentuk Festival Payung Indonesia. Kita ingin industri kecil payung di Solo dan sekitarnya yang tahun 56-70an ada 300-400 pengrajin payung dari kertas, kini tinggal sebelas.”
Enny menambahkan, sekarang ini banyak payung impor dari Tiongkok, Spanyol, dan negara lain yang membanjiri Indonesia. Ini menjadi tantangan dan peluang bagi industri kecil payung tradisional di Indonesia.
Dalam festival ini berbagai kegiatan dilakukan antara lain seni instalasi dari payung, tari payung, peragaan busana bernuansa payung, melukis payung bagi anak-anak dan sebagainya.
Dari pantauan di lokasi festival di Taman Balekambang kota Surakarta, ratusan payung warna-warni dipasang menghiasi pintu masuk hingga sebagian besar lokasi tersebut. Namun payung-payung tersebut berangka besi, bukan bambu atau kayu, seperti yang dibuat oleh UMKM di berbagai sentra industri payung di daerah.
Editor: Antonius Eko