Bagikan:

Sarana Minim, Polisi Kaltim Akui Sulit Amankan

Kepolisian Kalimantan Timur mengakui, daerahnya dan Kalimantan Utara sangat rentan terjadinya penyeludupan karena ada jutaan

NUSANTARA

Rabu, 26 Nov 2014 16:52 WIB

Sarana Minim, Polisi Kaltim Akui Sulit Amankan

Sarana Minim, Polisi Kaltim

KBR, Balikpapan – Kepolisian Kalimantan Timur mengakui, daerahnya dan Kalimantan Utara sangat rentan terjadinya penyeludupan karena ada jutaan “jalur tikus” (jalan alternatif) baik darat maupun laut yang sulit diawasi.

Kondisi ini, menurut Kapolda Kalimantan Timur Andayono, karena terbatasnya sarana dan fasilitas yang dimiliki kepolisian. Selain itu jumlah personel pun juga tidak sebanding dengan luas wilayah yang harus dijaga.

Ia mencontohkan, di Pulau Maratua, wilayah terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia, tidak ada satu pun speedboat yang bisa digunakan petugas untuk  mengawasi wilayah perairan. Sehingga, kata dia, jika terjadi penyedupan narkoba ataupun barang-barang dari luar atau perompakan, petugas akan sangat sulit bertindak.

“Bukan ribuan lagi, jutaan itu jalur tikus, sedangkan personel kita sangat terbatas. Kita tahu yang namanya ya perbatasan, kemarin saya baru saja ke Nunukan dan Maratua di situ ternyata ada patok (perbatasan) kita terluar, kita sarana laut itu gak ada. Di Polsek Maratua itu tidak ada satu speedboat pun," kata Andayono, Rabu (26/11) 

Disamping itu, kata dia, tidak ada radar polisi yang bisa melakukan pelacakan. Komunikasi pun juga terbatas, termasuk sarana transportasi. Kinerja petugas di perbatasan, kata dia, sangat sulit maksimal. Dia mengungkapkan, kondisi itu sangat kontras dengan kondisi yang ada di Jawa maupun Ibukota Jakarta yang memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap. 

Manusia Perahu


Terkait pengamanan di laut, dalam beberapa hari terakhir, Kepolisian Daerah Kalimantan Timur telah mengamankan ratusan atau sebanyak 544 orang manusia perahu yang masuk secara ilegal ke perairan Indonesia.

Andayono mengatakan,  ratusan manusia perahu itu adalah suku Bajau yang diduga berasal dari Malaysia.  Ikut diamankan juga puluhan perahu yang selama ini menjadi tempat mereka bernaung.

Saat ini ratusan orang ditampung di Lapangan Bulalung, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau. Jumlah mereka terus bertambah, Kepolisian Kalimantan Timur mencatat, hingga Selasa (25/11) kemarin jumlah mereka sebanyak 526 orang.

“Seperti baru saja kemarin baru saja kita lakukan pengamanan terhadap hampir 500 lebih manusia perahu yang menurut catatan kita itu berasal dari Malaysia khususnya Suku Bajau yang berada di wilayah Nunukan (dan Kabupaten berau) dengan hampir 38 perahu kecil lah yang kita koordinasikan kembali ke Imigrasi, polisi membantu untuk keamanan,” kata Andayono Rabu (26/11).

Dia menambahkan, rata-rata mereka anak-anaka dan wanita dan beberapa diantaranya sedang hamil. Tidak ada satu pun dari anak-anak mereka yang mengenyam bangku sekolah. Mereka pun tidak bisa berbahasa Indonesia. 

Sebenarnya sejak 2010 lalu, manusia perahu tersebut sudah masuk ke perairan Indonesia secara ilegal. Bahkan kabarnya ada yang sudah menikah dan menjadi warga Indonesia.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending