KBR, Lhokseumawe – Sekitar 1.500 warga yang tersebar di dua kecamatan wilayah Kabupaten Aceh Utara, mengungsi akibat bencana banjir. Selain bertahan di bawah tenda darurat, mereka juga ditempatkan di sejumlah meunasah atau surau di Kecamatan Matangkuli dan Samudera.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Munawar mengatakan, bencana banjir di daerah itu terus berlanjut akibat tingginya curah hujan. Ketinggian air dari permukaan tanah rata-rata mencapai di atas 1 Meter. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
”Mereka umumnya mengungsi di meunasah, karena di Matangkuli meunasahnya lebih tinggi daripada rumah-rumah penduduk setempat. Jadi, lebih banyak ke meunasah, meski ada pula yang mengungsi dirumahnya bagi yang bekonstruksi lantai dua. Ketinggian air ada yang 50 centimeter, 70 cm dan ada yang 1 meter lebih. Yang 1 meter lebih itu berada di Desa Alue Thoe, Kecamatan Matangkuli,” kata Munawar kepada KBR Minggu (23/11).
Banjir kiriman karena faktor tingginya curah hujan dari perbukitan Kabupaten Bener Meriah, menyebabkan ratusan rumah di Aceh Utara terendam. Bahkan, lebih 800 hektar areal tanaman padi terancam puso atau gagal panen akibat bencana alam tersebut.
Banjir juga meluas ke tetangganya di kota Lhokseumawe. Adapun kecamatan yang dilanda banjir di Aceh Utara, meliputi Matangkuli, Samudera, Syamtalira Bayu, Meurah Mulia, dan Simpang Kramat. Sedangkan, untuk Lhokseumawe terpusat di Kecamatan Blang Mangat setempat.
Editor: Heru Hendratmoko