KBR, Lhokseumawe – Ratusan masyarakat tani garam di Kabupaten Aceh Utara, terancam gulung tikar. Para pelaku dunia usaha tradisional itu terancam bangkrut karena merugi setelah kesulitan memasarkan hasil produksi garam.
Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Aceh Utara, Mursyid mengatakan, kurangnya keterlibatan instansi terkait dalam membina masyarakat tani melakukan pemasaran garam mengakibatkan dunia usaha tersebut rawan tutup. Terlebih sekarang, harganya di pasaran terus turun.
“Harga garam rakyat sekarang Rp 2.500 per kilo, persoalannya kalau produksinya membengkak harga turun, itu sudah hukum ekonomi. Dan, kami mengharapkan untuk mengatur pemasaran ini instansi terkait harus terlibat, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Koperasi. Kalau pemasaran ini tidak dibenahi pastilah rugi, ” kata Mursyid menjawab KBR, Senin (24/11).
Ia menjelaskan, secara keseluruhan hasil produksi garam di daerah itu mencapai 2.780 ton per tahun. Dengan luas total lahan 177 hektar areal yang tersebar di empat Kecamatan, meliputi Kecamatan Lapang, Seunuddon, Syamtalira Bayu, dan Dewantara.
Editor: Antonius Eko