KBR, Lhokseumawe – Lebih 800 hektar areal tanaman padi di tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, terancam gagal panen akibat terkena banjir. Ketinggian air di pematang sawah mencapai 80 sentimeter.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Aceh Utara, Mukhtaruddin membenarkan, dampak bencana alam tersebut mengakibatkan tanaman padi di daerah itu terendam.
Tanaman padi terendam banjir kiriman dari Kecamatan Matangkuli. Kondisi itu diperparah dengan tersumbatnya saluran pembuangan akibat hujan deras yang mengguyur kawasan Kecamatan Syamtalira Bayu, Meurah Mulia dan Simpang Kramat.
“Itu ada tiga kecamatan semuanya, dengan luasan terkena banjir adalah 885 hektar. Itu umurnya tanaman padi berkisar 15-40 hari. Itu faktor curah hujan, karena ini kan bulan-bulan curah hujannya tinggi, mulai November dan Desember itulah penyebabnya,” kata Mukhtar menjawab KBR, Jumat (21/11).
Sementara itu, ratusan rumah yang tersebar di tujuh desa di Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, terendam banjir. Ketinggian air mencapai 80 sentimeter. Ketujuh desa itu adalah Desa Alue Thoe, Tumpok Barat, Tanjung Haji Muda, Tanjung Tengku Kari, Seuleumak, Lawang, dan Siren.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, memastikan tidak ada korban jiwa dan warga yang mengungsi dalam bencana alam tersebut. Namun demikian, 17 kecamatan yang berada di daerah Aliran Sungai (DAS) Aceh Utara dinyatakan berstatus siaga banjir.
Editor: Antonius Eko