KBR, Rembang – Situasi di jalan masuk menuju proyek pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia di tengah hutan Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Rembang, Jawa Tengah, Kamis siang (27/11) tegang. Aparat kepolisian dan TNI membubarkan aksi pemblokiran jalan oleh massa yang didominasi kaum wanita.
Joko Priyanto, salah satu warga penolak pabrik semen mengecam tindakan tersebut. Pihaknya siap mengerahkan massa lebih besar lagi, untuk menutup jalan, karena pabrik semen dikhawatirkan merusak lingkungan dan mengancam keberadaan mata air.
“Atribut, spanduk, poster, semua dicabuti. Kami tetap akan memblokir terus, bahkan akan mengerahkan seluruh massa. Kalau ingin perang, ya perang sekalian,” jelas Joko kepada Portalkbr, Kamis (27/11).
Sementara, Kepala Bagian Operasional Polres Rembang, Cahyo Widiatmoko menganggap, aksi warga sudah mengganggu fasilitas umum, sehingga harus ditertibkan. Saat ini lalu lintas truk maupun alat alat berat sudah berjalan normal.
“Mereka sudah masuk ke dalam tenda dan tidak menghalangi jalan lagi. Semua yang mengganggu fasilitas umum, harus ditertibkan. Apabila memblokir lagi, nanti akan kami mundurkan lagi,” tegasnya.
Sebelumnya, massa memblokir jalan sejak Rabu kemarin. Proses negosiasi aparat kepolisian diwarnai saling dorong dengan massa. Tapi kondisi keamanan masih cukup terkendali.
Editor: Anto Sidharta
Penolak Pabrik Semen: Kalau Ingin Perang, Ya Perang Sekalian!
Situasi di jalan masuk menuju proyek pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia di tengah hutan Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Rembang, Jawa Tengah, Kamis siang (27/11) tegang. Aparat kepolisian dan TNI membubarkan aksi pemblokiran jalan oleh massa yang

NUSANTARA
Kamis, 27 Nov 2014 16:25 WIB


Penolak Pabrik Semen, Rembang
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai