KBR, Semarang - Manajer Operasi Pemasaran Regional IV PT Pertamina Jawa Tengah-Yogyakarta Subagyo Hari Moeljanto mengaku minat masyarakat menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax mulai meningkat akibat penyesuaian harga.
Penyesuaian harga untuk BBM jenis premium itu mengakibatkan disparitas harga antara premium dan pertamax tidak terlampau besar sehingga masyarakat cenderung menggunakan jenis BBM yang lebih baik, terutama bagi kalangan menengah atas.
Harga pertamax saat ini Rp 9.950/liter, sedangkan premium setelah penyesuaian harga dari Rp 6.500/liter, saat ini menjadi Rp 8.500/liter.
"Dengan adanya kenaikan harga BBM subsidi beberapa waktu lalu konsumsi premium di kalangan masyarakat sudah mulai turun," katanya melalui pesan singkat, Jumat (28/11).
“Penggunaan pertamax justru akan meringankan konsumen mengingat kualitas BBM jenis tersebut lebih baik dibandingkan dengan premium. Jika dari sisi konsumen, dengan menggunakan pertamax kondisi mesin kendaraan akan lebih baik, tarikannya bagus, dan jadwal perawatan akan lebih lama, sedangkan bagi negara akan meringankan beban subsidinya,” tambahnya.
Berdasarkan data PT Pertamina MOR IV, dalam satu minggu penurunan konsumsi BBM premium bisa mencapai tujuh persen, sedangkan migrasi konsumsi dari premium ke pertamax sudah mencapai antara 60-70 persen.
Realisasi penggunaan pertamax jika dihitung di setiap depot saat ini mencapai 143 KL, padahal sebelumnya 85 KL/depot.
"Dengan adanya kenaikan harga BBM jenis premium subsidi kami berharap kecenderungan akan terus membaik yaitu semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi BBM nonsubsidi tersebut," pungkasnya.
Editor: Antonius Eko