KBR, Lhokseumawe – Gelombang setinggi 2,5 meter menghantam tujuh kecamatan pesisir di wilayah Kabupaten Aceh Utara. Hal itu dipicu gangguan cuaca ekstrim yang melanda kawasan perairan Selat Malaka.
Sekretaris Search and Rescue (SAR) Aceh Utara, Hasbullah membenarkan, cuaca buruk yang terjadi di daerah itu mengakibatkan ribuan nelayan terpaksa menganggur. Hujan deras disertai angin kencang dan petir sangat membahayakan keselamatan nelayan
“Kita berikan informasi, agar mereka berhati-hati, baik nelayan maupun masyarakat lainnya. Kalau sekarang dengan musim barat diperkirakan, yaitu 2,5 meter. Karena perputaran arus air dan angin itu merupakan sudut, sehingga pertemuan dua arus dan angin itu menimbulkan ombak meninggi, ” kata Hasbullah kepada portalkbr, Senin (17/11).
Ia menambahkan, gangguan cuaca ektrim itu biasa terjadi pada malam hari. Masyarakat nelayan diminta untuk mewaspadai ancaman tersebut. Ketujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Seunuddon, Muara Batu, Lapang, Syamtalira Bayu, Dewantara, Tanah Jambo Aye, dan Samudera.
Hal yang sama juga terjadi di perairan Kota Lhokseumawe, dimana sejumlah nelayan mulai merapat ke dermaga Tempat Pendaratan Ikan akibat cuaca buruk. Pihaknya, memprediksi ancaman gelombang tinggi akan terus bertambah parah dalam beberapa pekan depan.
Tokoh Adat Nelayan pantai Ujong Blang, Pawang Rusli mengungkapkan, ombak tinggi ini sudah menjadi agenda rutin ketika tiba penghujung tahun. Katanya, waspada gelombang tinggi wajib ditaati nelayan, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Editor: Antonius Eko