Bagikan:

Nelayan: Mendingan Harga BBM Naik Supaya Pasokan Normal

Sejumlah nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara, pasrah dengan kebijakan Pemerintah yang menaikan harga BBM bersubisidi.

NUSANTARA

Selasa, 18 Nov 2014 10:06 WIB

Author

Erric Permana

Nelayan: Mendingan Harga BBM Naik Supaya Pasokan Normal

Nelayan, Harga BBM, Pasokan Normal

KBR, Jakarta - Sejumlah nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara, pasrah dengan kebijakan Pemerintah yang menaikan harga BBM bersubisidi.

Salah satunya, Waryono, seorang kapten kapal. Dia mengatakan dalam beberapa bulan terakhir, ia sulit mendapatkan solar bersubsidi. Ia Bahkan harus mengantre selama sebulan untuk mengisi BBM. Padahal dalam kondisi normalnya, dalam waktu 10 hari ia bisa mengisi BBM bersubsidi. Dia mendukung kenaikkan harga jika pasokan solar bersubsidi mudah didapatkan.

"Gak papa lah pak. Mendingan naik sekalian supaya normal pasokannya. Soalnya susah sih pak. Kadang sebulan nganggur. Biasanya 10 hari sudah dapat pak. Kalau kemarin tuh sampai sebulan, dua bulan gak dapat-dapat, biasanya ngisi solar itu 20 ton," ujar Waryono saat ditemui Portalkbr, Selasa (18/11) di Muara Angke.

Hal senada diungkap kapten kapal pengangkut penumpang, Kusnadi. Dia menyatakan setelah pemerintah menaikan harga BBM Bersubsidi, ia harus menaikkan tarif kapalnya dari Rp 40 ribu per orang hingga Rp50 ribu per orangnya. Dia pun pasrah dengan kebijakan penaikkan BBM bersubsidi tersebut.

"Yah saya namanya rakyat yah pasrah saja pak. Kalau memang harus naik yah naik. Biasanya saya ngangkut penumpang ke Pulau Seribu, Pulau Harapan, Pulau Kelapa. Isi BBM bersubsidi itu 17 ribu liter lah. Beroperasi seminggu sekali," kata Kusnadi.

Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM bersubsidi. Untuk Premium naik drastis sebelumnya Rp6500 menjadi Rp8500. Sementara solar bersubsidi yang sebelumnya, Rp5.500 menjadi Rp7.500.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending