KBR, Mataram – Rencana pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat para nelayan di Ampenan, kota Mataram resah. Pasalnya, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bisa melaut. Untuk sekali melaut nelayan merogoh kocek Rp.200 ribu, sementara ikan yang diperoleh sering tidak bisa menutup pengeluaran tersebut.
Jika harga BBM dinaikkan, para nelayan memperkirakan akan lebih sering mengalami kerugian. Sopian, nelayan di Pondok Prasi Kelurahan Bintaro, Ampenan, mengatakan, dalam seminggu nelayan biasanya hanya satu kali mendapatkan ikan dengan jumlah yang cukup banyak.
Sehingga hasil dari melaut tersebut bisa menutupi harga BBM yang digunakan. Jika nelayan sedang beruntung, hasil tangkapan cukup banyak sehingga keuntungan bisa mencapai Rp. 500 sampai 700 ribu dalam sekali melaut.
Namun, saat ini pendapatan berkurang karena pengaruh musim hujan dan angin kencang. Sehingga dalam sekali melaut nelayan hanya mendapatkan 50 ekor ikan dan jika dijual mendapatkan Rp.125 ribu. Sementara biaya yang dikeluarkan untuk membeli BBM sebesar Rp.200 ribu.
“Ikan sulit, pakai beli minyak sulit. Kalau tidak ada ikan dapat cuma 50 ribu, rugi kita. Kalau pas banyak ikan tidak rugi, namun biasanya ikan sekali ada besok seminggu, dua minggu baru ada.” Kata Sopian.
Sopian mengaku, dia membuat layar sendiri dari terpal sebagai layar perahu. Hal ini dilakukan untuk menghemat pengeluaran. Namun jika tidak melaut, beberapa nelayan akan membantu nelayan yang pergi melaut dan mendapat upah.