KBR, Banyuwangi - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, menyambut baik adanya kartu khusus nelayan yang diberikan oleh pemerintah. Kartu itu diharapkan bisa meringankan beban para nelayan yang semakin terpuruk pasca kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Banyuwangi Hasan Basri mengatakan, pasca kenaikan harga BBM banyak nelayan di Kabupaten Banyuwangi tidak melaut, karena mereka tidak mampu lagi membeli BBM.
Untuk itu kata Hasan, dengan adanya kartu khusus nelayan ini, diharapkan pemerintah juga memberikan subsidi khusus bagi nelayan. Sebab saat ini yang dibutuhkan nelayan harga BBM yang terjangkau. Hasan mengaku, masih belum mendapat sosialisasi terkait adanya kartu khusus nelayan dari pemerintah tersebut, namun demikian jika memang ada, nelayan di Banyuwangi akan menerimanya, asalkan kartu tersebut bisa meringankan biaya operasional melaut para nelayan.
“Sekarang kita masih belum mengetahui secara pasti, tetpi kalau tujuannya untuk meringankan beban kepada nelayan itu bagus kalau memang untuk meringankan beban nelayan. Tetapi teknisnya seperti apa dan pengawasannya siapa nanti yang akan mengawasi agar betul- betul tepat sasaran,” kata Hasan Basri, Sabtu (29/11).
PT Pertamina (Persero) bekerjasama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan serta Bank BRI mulai meluncurkan kartu BBM Nelayan sebagai upaya bersama untuk memastikan BBM bersubsidi nelayan tepat sasaran.
Pejabat PT Pertamina Hanung Budya mengatakan kartu ini merupakan pengembangan lanjutan dari fuel card untuk kendaraan transportasi darat yang telah sukses diterapkan di Batam.
Hanung menjelaskan bahwa setiap kartu ini hanya berlaku untuk satu kapal. Dengan demikian kuota BBM bersubsidi dapat terkontrol untuk masing-masing kapal. Sejak Juni 2014 lalu, kartu BBM Nelayan telah di ujicobakan penggunaannya di SPDN Cilincing, hingga saat ini sekitar 158 kapal terdaftar dengan alokasi BBM bersubsidi sekitar 288 KL per bulannya. Setiap transaksi juga bisa dipantau melalui server KKP, SKPD, Pertamina dan BRI.
Editor: Antonius Eko