KBR, Kuta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membuka Bali Tuna Conference, Kamis (20/11), yang bertujuan mempromosikan pengelolaan perikanan tuna Indonesia yang berkelanjutan. Sekaligus sebagai komitmen dari pengusaha perikanan mematuhi peraturan pengelolaan perikanan tuna.
Ia mengatakan banyak alat tangkap ikan yang digunakan saat ini mengeksploitasi ikan tuna yang akan berdampak buruk pada keberlangsungan sumber daya dan habitat tuna.
"Termasuk sistem metode yang tidak ramah lingkungan. Yang tidak ramah lingkungan itu adalah, trawls, pukat harimau, puse seine (jaring lingkar) tuna banyak kenanya itu. Nah itu tidak boleh lagi. Jadi kita nanti akan alihkan alat tangkap nelayan kita ke alat tangkap pancing tadi. Supaya itu selektif,” kata Susi.
Selain itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga mengeluarkan kebijakan dengan mengurangi kapasitas penangkapan. Diantaranya melalui pencabutan izin kapal-kapal ikan yang beroperasi dan terindentifikasi melakukan kegiatan illegal fishing. Hingga saat ini sudah 5 kapal asing yang mencuri ikan di tangkap di laut Natuna.
Tercatat rata-rata produksi tuna, cakalang dan tongkol yang dihasilkan mencapai 1,1 juta ton per tahun dengan nilai perdagangan yang disumbangkan sekitar 40 triliun rupiah.
Editor: Antonius Eko