KBR, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan sejumlah kantung parkir di kawasan yang tak boleh dilewati motor.
Wakil Dinas Perhubungan, Benjamin Bukit mengatakan ada 11 kantung parkir, misalnya di Hotel Pullman, Gedung Jaya, Sarinah, Mahkamah Konstitusi, dan Kementerian Perhubungan.
Nantinya para pengguna sepeda motor bisa memarkirkan motor di tempat-tempat tersebut. Untuk melanjutkan berjalan kaki atau naik bus. Meski begitu, Plt Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, bagi pengendara motor yang tak ingin parkir, bisa memutar lewat jalur lain.
"Kita paksa mereka minimal yang merasa capek, dia ada kendaraan, bisa naik bus. Kalau yang nggak capek silakan aja (jalan kaki), namanya juga bertahap. (11 kantong parkir?) Gakpapa, nanti kita batasin dulu, dia bisa pakai yang di pinggir dulu. Nanti lama-lama dia parkir di pinggir jalan kaki," kata Ahok.
Ahok menambahkan, terkait kantung parkir, pihaknya masih mengkomunikasikan dengan sejumlah instansi yang akan dijadikan tempat parkir. Apalagi program ini masih uji coba yang akan dilakukan minggu kedua Desember hingga akhir Januari tahun depan. Dengan rute pelarangan dari Bundaran HI hingga Duta Merlin, Harmoni.
Kata Ahok terkait bus yang bisa dipakai pengguna sepeda motor, sudah ada bantuan 10 bus tingkat pariwisata dari pihak swasta..
Wakil Dinas Perhubungan, Benjamin Bukit mengatakan alasan utama pemberlakuan larangan sepeda motor adalah untuk menekan tingkat kecelakaan. Kata Benjamin 62% kecelakaan di Jakarta terjadi karena sepeda motor.
Selain itu, kebijakan ini juga ingin membiasakan kebijakan untuk Electronic Road Pricing (ERP) yang mengatakan bahwa sepeda motor tidak boleh melintas di jalur ERP. Hal ini tertuang dalam Perda nomor 5 tahun 2014 tentang transportasi.
"Pertama kan kecelakaan tadi. Kedua, aturannya harus membatasi ruang lalu lintas. Ketiga, baik di UU maupun di PP boleh kita lakukan itu asal ada fasilitas angkutan umum yang layak. Nah koridor atu (Transjakarta) kan cukup bagus. Headwaynya paling terukur. Karena jalurnya steril. Jadi bisa tepat waktu," kata Benjamin.
Editor: Antonius Eko