Bagikan:

KPK Paparkan Pos Rawan Korupsi di DKI Jakarta

KPK mengatakan ada sejumlah pos yang rawan disalahgunakan di Pemprov DKI Jakarta. Ketua KPK Abraham Samad menyebutkan, salah satunya adalah pos penerimaan pajak.

NUSANTARA

Kamis, 06 Nov 2014 13:10 WIB

KPK Paparkan Pos Rawan Korupsi di DKI Jakarta

kpk, korupsi, jakarta

KBR, Jakarta - KPK mengatakan ada sejumlah pos yang rawan disalahgunakan di Pemprov DKI Jakarta. Ketua KPK Abraham Samad menyebutkan, salah satunya adalah pos penerimaan pajak. 


Dalam catatan KPK, target penerimaan pajak DKI rata-rata diturunkan. Misalnya hanya ditulis Rp 1 miliar padahal seharusnya target bisa mencapai Rp 2 miliar. Selisih dari target pajak itulah, kata Samad, yang masuk ke kantung pejabat tertentu. Abraham menyoroti beberapa penerimaan seperti pajak reklame, restoran, hotel dan hiburan. 


"Kalau itu tercapai dinggap satu keberhasilan padahal seharusnya masih bisa dioptimalisasi lagi. Kemudian, ketika target itu diturunkan, dan bisa dapat lebih, sisa kelebihan itulah yang masuk ke kantong orang tertentu," kata Samad.


Abraham menyampaikan hal ini dalam acara Semiloka Pencegahan Korupsi di Pemprov DKI yang digelar KPK secara bertahap di 33 provinsi. Hari ini giliran Pemprov DKI yang kebagian "kuliah umum" untuk membedah proses penganggaran dan implementasi anggaran di pemda.


"Kita ingin memetakan masalah mengenai proses perencanaan, penganggaran, dan implementasi APBD. Kita ingin lihat juga mengenai permasalahan proses pengadaaan barang dan jasa. Juga proses pelayanan publik," tambahnya. 


Kata Abraham, pos lain adalah porsi anggaran dalam APBD. Selama ini kata Samad belanja aparatur lebih besar daripada belanja modal. Padahal seharusnya porsi belanja modal sebesar 30% disusul porsi belanja aparatur yang lebih rendah. 


Menurutnya, jika dalam stuktural belanja modal sudah 30%, realisasinya tidak sampai sebesar itu. Dalam APBD DKI 2013 misalnya,  realisasi belanja modal hanya 82,21% dari anggaran.


"Jadi ada yang tidak terserap. Padahal DKI butuh pembangunan infrastuktur," ujar Samad yang hari itu mengenakan baju batik coklat.


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending