Bagikan:

Kondisi Sinabung Dongkrak Inflasi di Medan

Aktivitas Gunung Sinabung yang terus mengalami erupsi, menyebabkan pasokan cabai merah di sentra tanaman ini di Kabupaten Karo terganggu.

NUSANTARA

Senin, 03 Nov 2014 13:45 WIB

Author

Sri Wahyuni

Kondisi Sinabung Dongkrak Inflasi di Medan

Kondisi Sinabung, Inflasi di Medan

KBR, Medan - Aktivitas Gunung Sinabung yang terus mengalami erupsi, menyebabkan pasokan cabai merah di sentra tanaman ini di Kabupaten Karo terganggu.

Minimnya pasokan, menyebabkan harga cabai di pasaran Kota Medan pun melambung tinggi. Akibatnya, komoditas ini pun menyumbang angka inflasi terbesar di Provinsi Sumatera Utara.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean mengatakan, terjadinya inflasi pada Oktober 2014, dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas.

Kenaikan terbesar terjadi pada komoditas cabai merah, yang naik 47,83 persen, kemudian diikuti tarif angkutan udara naik 21,05 persen. Lalu disusul kenaikan harga bayam sebesar 6,75 persen, diikuti tarif listrik naik 4,97 persen, bahan bakar rumah tangga 3,09 persen, rokok putih 3,16 persen dan kontrak rumah naik 0,95 persen.

"Pada Oktober 2014, seluruh kota IHK (Indeks harga konsumen, red.) Sumut mengalami inflasi. Dengan demikian angka inflasinya sebesar 0,65 persen, lebih rendah dari angka nasional sebesar 0,47 persen. Sedangkan secara kumulatif, inflasi Sumut 3,66 persen, lebih rendah dari angka nasional yang mencapai 4,19 persen," jelas Bismark di Kantor BPS Sumut, Jalan Asrama Medan, Senin (3/11).

Bismark menjelaskan, dari 23 kota di Pulau Sumatera, sebanyak 21 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Padang, Sumater Barat, dan terendah di Metro, Provinsi Lampung. Sedangkan dua kota mengalami deflasi, dimana deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan terendah di Tanjung Pandan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending