Bagikan:

Jurnalis di Berbagai Kota Kecam Kekerasan Brimob di Makasar

Jurnalis dari berbagai kota di Indonesia Jumat siang (14/11) berunjuk rasa mengecam tindakan polisi di Makasar, Sulawesi Selatan, yang memukuli wartawan saat meliput aksi demo penolakan penaikan BBM di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Kamis kemar

NUSANTARA

Jumat, 14 Nov 2014 14:43 WIB

Jurnalis di Berbagai Kota Kecam Kekerasan Brimob di Makasar

Jurnalis, Kekerasan Brimob di Makasar

KBR, Jakarta – Jurnalis dari berbagai kota di Indonesia Jumat siang (14/11) berunjuk rasa mengecam tindakan polisi di Makasar, Sulawesi Selatan, yang memukuli wartawan saat meliput aksi demo penolakan penaikan BBM di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Kamis kemarin (13/11).

Mereka yang menjadi korban diantaranya Iqbal Lubis dari Koran Tempo, Waldy dari Metro TV, dan Ikrar dari Celebes TV, fotografer harian Rakyat Sulsel serta beberapa jurnalis lainnya yang belum teridentifikasi.

Di Bandung, Jawa Barat, jurnalis berdemo di Markas Polisi, Jalan Merdeka. Juru bicara jurnalis Bandung, Iman S. Nurdin, menegaskan, tindakan anggota Brimob Makasar melanggar Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

"Ternyata pihak kepolisian tidak semuanya memahami arti arti dari Undang Undang Pers nomer 40 tahun 1999 dan juga tugas serta fungsi wartawan. Secara umum ini menjadi sebuah catatan hitam buat kita," ujarnya di Markas Polisi Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/11).

Dalam kesempatan itu mereka diterima oleh Wakil Kepala Polisi Bandung, Awal Chairuddin. Ia berjanji kejadian di Makasar tidak akan terjadi di Bandung.

Sementara, di Bengkulu, para jurnalis berunjuk rasa dengan berjalan mundur dari  Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Anggut hingga Tugu  Simpang Lima Kota Bengkulu. Di lokasi itu mereka berorasi bergantian mengutuk kekerasan oleh aparat polisi. Mereka mendesak polisi untuk mengusut tuntas kasus kekerasan pada wartawan.

Di Manado, Sulawesi Utara, AJI Manado bersama Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulut berunjuk rasa di depan Polda Sulut. Mereka mempertanyakan reformasi di tubuh Polri.

"Reformasi yang terjadi di tubuh Polri kita pertanyakan, aparat keamanan yang seharusnya melindungi Masyarakat justru melakukan kekerasan terhadap wartawan dan sangat tidak manusiawi apa yang dilakukan oleh Polri terhadap mahasiswa dan wartawan,” ujar Ketua AJI Manado, Yoseph E Ikanubun.

Yoseph meminta Kapolri Jenderal Sutarman untuk mencopot Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Irjen Polisi Anton Setiadji.

Sementara, di Mataram, Puluhan wartawan dari beberapa organisasi kewartawanan seperti PWI, AJI dan IJTI berdemo di depan Markas Polda NTB. Mereka juga mendesak pencopotan Irjen Polisi Anton Setiadji.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending