KBR, Bandung - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bandung, Jawa Barat sepi antrian. Padahal tepat pukul 00.00 WIB, Selasa, 18 November 2014, harga BBM bersubsidi naik Rp 2.000 per liternya.
Menurut salah satu pimpinan SPBU nomer 34-401-33 di Jalan RE. Martadinata, Bandung, Jawa Barat, Basir Ahmad, meski antrian tidak tidak ramai, pengelola memastikan stok BBM jenis premium dan solar cukup.
"Rata - rata berkisar di atas 30.000 kilo liter. Jadi kalau habis, datang lagi. Habis, datang lagi stoknya. Pagi - pagi tinggal 15.000 kilo liter, datang lagi stoknya. Jadi enggak boleh kosong lah," ujarnya di SPBU, Jalan RE. Martadinata, Bandung, Senin (17/11).
Pimpinan SPBU nomer 34-401-33 di Jalan RE. Martadinata, Bandung, Jawa Barat, Basir Ahmad, mengaku untuk jenis solar sudah disiapkan sebanyak 40.000 kilo liter. Basir mengaku siap melayani lonjakan pembeli BBM, terutama untuk jenis premium jika penaikkan harga ditetapkan oleh pemerintah memicu pembelian dalam skala besar.
Basir mengaku tidak melakukan tindakan antisipasi menjelang penaikkan harga BBM tersebut karena itu dianggap hal biasa.
Sementara itu seorang warga Antapani, Bandung, Wawan Gunawan mengaku tidak mengetahui rencana penaikkan harga BBM jenis premium oleh pemerintah tersebut. Wawan mengaku sempat membeli BBM jenis premium di SPBU dekat tempat tinggalnya senilai Rp 20.000."Ya enggak apa - apa naik harga BBM. Tetapi gaji juga harus naik," ujarnya di tempat kerjanya, Jalan Lombok, Bandung.
Berdasarkan pantauan KBR dilapangan, belum nampak antrian kendaraan di sejumlah SPBU. Antara lain di SPBU Jalan RE. Martadinata, SPBU Jalan Wastukancana dan SPBU Jalan Purwakarta, Bandung. Pemerintah malam ini telah menetapkan penaikkan harga jual eceran BBM jenis premium dari Rp 6.500 per lier menjadi Rp 8.500. Sementara untuk jenis solar Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.
Editor: Irvan Imamsyah