KBR,Medan - Pasca diumumkannya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah ditetapkan sebesar Rp 8.500 untuk Premium dan Rp 7.500 untuk solar oleh Presiden Joko Widodo pada Selasaa (18/11) dinihari, gelombang aksi unjuk rasa dari mahasiswa semakin meluas di beberapa lokasi Kota Medan, Sumatera Utara.
Untuk mengantisipasi kerusuhan, Polresta Medan siagakan sebanyak 2.200 personel di titik vital.
Berdasarkan pantauan KBR di beberapa lokasi di Kota Medan, aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM kembali dilakukan puluhan mahasiswa UMSU di persimpangan Glugur Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Barat, Selasa (18/11) siang dengan cara membakar ban bekas tepat di tengah persimpangan jalan yang banyak dilalui pengendara.
Meskipun sempat mengakibatkan kemacetan arus lalul intas di sekitar lokasi, aksi unjuk rasa tak sempat mengakibatkan kerusahan maupun bentrok karena mendapat pengawalan ketat dari sejumlah personel polisi.
Aksi unjuk rasa serupa juga dilakukan ratusan mahasiswa Universitas Panca Budi Medan di Jalan Gatot Subroto tepat di depan kampus dengan cara yang sama. Namun unjuk rasa ratusan mahasiswa tersebut sempat diwarnai aksi penyandaraan sejumlah mobil berplat merah yang melintas di lokasi.
Meskipun demikian, aksi penyandraan sekaligus menyemprotkan cat pilox ke mobil tersebut juga tidak mengakibatkan kericuhan. Usai melakukan aksinya, para mahasiswa membubarkan diri dan kembali ke dalam kampus.
Di lokasi lain, seperti di depan kampus Nomensen Jalan Printis Kemerdekaan dan kampus ITM (Institut Teknlogi Medan) Jalan HM.Jhony/Gedung Arca Medan, ratusan mahasiswa juga melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan hargaa BBM dengan cara membakar ban bekas di tengah ruas jalan. Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di sepanjang jalan. Baruntung aksi berlangsung singkat dengan pengawalan pihak kepolisian sebelum terjadi bentrok.
Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM juga dilakukan puluhan mahasiswa IAIN di Jalan Pasar V Medan Estate, Selasa (18/11) sore dengan melakukan aksi penyanderaan mobil tangki milik Pertamina. Sejumlah personel Polsek Percut Sei Tuan yang mendapatkan informasi adanya penyanderaan mobil tangki kemudian turun ke lokasi untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
Kapolresta Medan, Nico Afinta menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiagakan sebanyak 2.200 personel dari berbagai unit untuk mengantisipasi aksi kerusuhan dari unjuk rasa penolakan BBM.
Nico juga menyampaikanm pihaknya memfokuskan tiga titik vital maupun lokasi yang kerap menjadi tempat para pengunjuk rasa. Tiga titik tersebut diantaranya adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), pendistribusian BBM dan lokasi unjuk rasa seperi kantor gubernur, walikota, DPRD Sumut dan Medan, Pertamina dan lainnya.
Editor: Antonius Eko