Bagikan:

Cegah Korupsi di Parlemen, Legislator Minta Negara Biaya Parpol

Untuk menekan kasus korupsi di lembaga legislatif, DPRD Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengusulkan kepada pemerintah pusat agar biaya parpol murni dibebankan kepada negara.

NUSANTARA

Kamis, 27 Nov 2014 15:36 WIB

Cegah Korupsi di Parlemen, Legislator Minta Negara Biaya Parpol

Korupsi di Parlemen, Legislator

KBR, Mataram - Untuk menekan kasus korupsi di lembaga legislatif, DPRD Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB)  mengusulkan kepada pemerintah pusat agar biaya parpol murni dibebankan kepada negara.

Ketua DPRD Kota Mataram, Didi Sumardi mengatakan, sistem itu diberlakukan di sejumlah negara maju. Perlunya parpol dibiayai oleh pemerintah, kata dia, karena parpol sebagai pilar demokrasi dan rekrutmen kader yang menduduki jabatan politik.

“Untuk menekan angka korupsi di lembaga parlemen memang tidak terpisahkan memang dari partai politik. Pertama untuk pendanaan partai politik kalau bisa dibiayai oleh negara, seperti beberapa negara yang kami tahu sistemnya seperti di Inggis, Australia, Amerika dan sebagainya” kata Didi dalam kegiatan “Perspektif Antikorupsi Bagi Anggota Dewan” di Gedung DPRD NTB Kamis (27/11).

Didi mengatakan, sistem politik di Indonesia masih berbiaya tinggi karena masing-masing calon legislatif (caleg) mengeluarkan banyak uang saat pemilu. Jika pola pembiayaan politik menjadi tanggung jawab negara, dia yakin  angka korupsi di lembaga legislatif bisa ditekan.

Menjawab hal itu, salah satu pemimpin KPK, Zulkarnain yang hadir sebagai pemateri mengatakan, pendanaan parpol oleh negara bisa saja dilakukan oleh pemerintah. Namun saat ini, parpol telah mendapat bantuan dana dari pemerintah meski baru setengahnya.

Menurut Zulkarnain, masalah terletak pada jumlah parpol di Indonesia yang cukup banyak.

”Kalau bisa jangan terlalu banyak parpolnya. Di Amerika Serikat saja kan parpolnya dua,” ujarnya.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending