KBR, Bandung - Komunitas Bandung Lautan Damai (Balad) mengajak warga Bandung menolak kelompok intoleran beraksi di kotanya. Menurut anak-anak muda di komunitas ini, Bandung punya energi kreatif yang bisa digerakkan untuk menjaga perdamaian.
"Kelompok intoleran itu mencuri energi kreatif. Kami ingin menjaga energi kreatif anak muda Bandung untuk perdamaian," ujar Koordinator Bandung Lautan Damai, Wawan Gunawan, di Taman Film Bandung, Minggu (16/11/2014) sore.
Balad memperingati Hari Toleransi Internasional dengan aneka pentas seni di Taman Film, Bandung – ada permainan musik, pantomim, teater, dan mural.
"Kita mencoba melawan kekerasan dengan kreativitas," ujar Wanggi Hoed yang menampilkan pantomim dalam acara ini.
"Jazzy Kristen, saya muslim. Jazzy Jawa, saya Sunda. Ya sudah, biarkan saja," ujar Syarif Maulana yang bermain gitar bersama rekannya Jazzy.
(Baca juga: Anak Muda Bandung Serukan Toleransi dan Perdamaian)
Gerakan Balad juga menerbitkan buku “Dialog 100”, kartu permainan dan buku catatan yang semua bertema toleransi. Sebelumnya Balad sudah berkampanye dua kali di CFD Bandung.
Kata Wawan, cara kreatif sengaja digunakan untuk mengampanyekan pesan toleransi lebih luas.
Jawa Barat jadi provinsi dengan angka intoleransi tertinggi sejak 2010. LBH Bandung mencatat, pada 2013 ada 72 peristiwa pelanggaran hak kebebasan beragama dan berkeyakinan – berupa penutupan dan penyegelan rumah ibadah, penolakan, perusakan, hingga penyerangan terhadap minoritas. Para korban adalah kelompok Kristen, Ahmadiyah, dan Syiah di sejumlah kota. Ini masih berlangsung hingga 2014.
“Kenyataan bahwa Jawa Barat merupakan provinsi termaju dalam soal intoleransi, agar menjadi perhatian bersama: masyarakat dan terutama pemerintah,” jelas Wawan.
Rangkaian Balad akan berlangsung hingga akhir November, terdiri atas pameran (16 - 22 November), pemutaran? film (18 November), bedah? buku Dialog 100 (19 November), serta ?workshop hukum di Unisba dan GKP.
Bandung Lautan Damai diisi oleh 8 komunitas yakni Jaringan Kerja Antarumat Beragama, Praxis in Community, Gereja Kristen Pasundan, komunitas film LayarKita, LBH Bandung, Aliansi Jurnalis Independen Bandung, Untukharmoni.com dan Youth Interfaith Camp 4.
(Baca juga tulisan Opini dari salah satu penggagas Aliansi Bandung Lautan Damai: Mendaratkan Hari Toleransi)
Editor: Citra Dyah Prastuti