KBR68H, Kupang - Laut Sawu di Perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal sebagai laut yang cukup dalam dan ganas. Cerita soal gelombang tinggi di laut itu sudah menjadi hal yang biasa dalam setiap pelayaran ke berbagai daerah di NTT.
Di laut yang dikenal ganas itu ternyata hidup dan tinggal 10 paus langka. Hasil riset The Nature Conservancy (TNC) yang dipimpin Benjamin Kahn menyatakan, Laut Sawu menjadi jalur migrasi paus-paus langka dunia.
Bahkan kawasan perairan seluas 3,5 juta hektar itu, selain menjadi tempat singgah paus-paus langka, juga menjadi tempat berkembang biak lumba-lumba serta aneka burung laut.
Menurut Benjamin, Laut Sawu kaya akan makanan bergizi yang dicari paus dan lumba-lumba. Ini karena di laut itu sering terjadi peristiwa naiknya massa air laut bersuhu dingin dari dasar perairan yang kaya nutrisi ke permukaan.
Mungkin peristiwa inilah yang memunculkan cerita tentang gelombang tinggi di Laut Sawu itu. Memang, tidak jarang terjadi guncangan hebat saat berlayar di Laut Sawu.
Entah, Benjamin dan tim yang melakukan penelitian 20 September-14 Oktober mengalami peristiwa gelombang tinggi di Laut Sawu atau tidak. Yang jelas, Benjamin dan tim penelitinya melakukan riset di titik-titik acak di Laut Sawu yang meliputi 10 kabupaten di NTT. Penelitiannya menggunakan metode pengamatan dan penelitian sinyal sonar yang terdengar dari dalam laut.
Saat riset, tim Benjamin mendapati 10 paus langka yang sinyal sonarnya tertangkap oleh radar serta wujudnya menampakkan diri. Salah satunya yang mengejutkan ialah terdeteksinya paus biru (blue whale) yang secara internasional sudah terancam punah (endangered).
Sembilan mamalia lain yang terdeteksi ialah paus sperma (sperm whale), paus bongkok (humpback whale), paus pembunuh palsu (false killer whale), paus kepala semangka (melon-headed whale), lumba-lumba abu-abu (rissos dolphin), lumba-lumba fraser (frasers dolphin), lumba-lumba paruh panjang (spinner dolphin), lumba-lumba totol (pan-tropical spotted dolphin), dan lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin).
Hasil riset atau penelitian ini telah disampaikan dalam rapat koordinasi pengelolaan Taman Nasional Perairan Laut Sawu di Kupang. Rapat koordinasi ini dihadiri Agus Darmawan, Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI) dari Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Wakil Gubernur NTT Benny A Litelnoni, dan Asisten Operasi Komando Pangkala Utama TNI AL VII Kupang Sunarno Adi.
Editor: Anto Sidharta
Wow! 10 Paus Langka Hidup di Laut Sawu
Laut Sawu di Perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal sebagai laut yang cukup dalam dan ganas. Cerita soal gelombang tinggi di laut itu sudah menjadi hal yang biasa dalam setiap pelayaran ke berbagai daerah di NTT.

NUSANTARA
Jumat, 08 Nov 2013 15:23 WIB


Paus Langka, Laut Sawu
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai