Bagikan:

Upaya Pemkot Ambon Tepis Ketakutan Warga pada Tsunami

Pemerintah Kota Ambon, Maluku, akan melakukan sosialisasi dan rencana simulasi kepada masyarakat di pesisir pantai guna mengantisipasi bahaya bencana tsunami yang diisukan bakal terjadi di kota Ambon. Ini dilakukan agar warga memahami dan siap jika sewak

NUSANTARA

Rabu, 27 Nov 2013 12:30 WIB

Author

Radio DMS

Upaya Pemkot Ambon Tepis Ketakutan Warga pada Tsunami

Pemkot Ambon, Ketakutan Warga, Tsunami

KBR68H, Ambon − Pemerintah Kota Ambon, Maluku, akan melakukan sosialisasi dan  rencana simulasi kepada masyarakat di pesisir pantai guna mengantisipasi bahaya bencana tsunami yang diisukan bakal terjadi di kota Ambon. Ini dilakukan agar warga memahami dan siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya itu.

Sekretaris kota Ambon, Anthony Gustaf Latuheru, mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melaksanakan simulasi itu.

Latuheru  berharap warga tetap tenang dan menyimak informasi dari lembaga teknis terkait seperti ini Badan Meteorologi Klimatogi dan Geofisika (BMKG) kelas I Ambon dari media.

Bertepatan dengan gempa terjadi Selasa malam (26/11) ditambah dengan isu melalui SMS soal bakal terjadi tsunami, warga kota Ambon menjadi panik. Bahkan ada yang mengungsi menuju dataran tinggi untuk menyelamatakan diri. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul tiga dinihari. Setelah beberapa saat situasi kembali tenang namun akibat isu melalui SMS warga menjadi panik dan kawatir melakukan aktifitas karena takut akan terjadi gempa susulan.

Sebelumnya pakar geologi Prof. Ron Harris mengatakan tsunami diprediksi kuat bakal melanda Ambon, dimana skalanya sama dengan Banda Aceh. Tsunami terjadi akibat siklus tektonis yang terjadi sekali dalam beberapa ratus tahun.

Guru besar geologi yang meneliti gempa berdasarkan data geologi dan arkeologis itu menyatakan, akan ada next Banda Aceh (Banda Aceh berikutnya) dimana Ambon dan pulau-pulau sekitarnya terancam gempa di atas 8 skala richter. Ini terjadi karena akumulasi energi di pertemuan tiga lempeng kulit bumi.

Menurut Ron Harris akumulasi akibat gerakan lempeng Pasifik mendorong lempeng Eurasia. Kecuali lempeng Indo-Australia yang cenderung pasif, aksi dorong kedua lempeng berakibat terkumpulnya energi yang siap terlepas dan menimbulkan gempa dahsyat.

Gerakan lempeng Pasifik yang menekan Eurasia berlangsung setiap hari. Itulah sebabnya, gempa kecil intens terjadi setiap hari beberapa kali, meski tidak dirasakan, kecuali dengan seismograf, alat pengukur gempa.

Pekan lalu, Ron Harris dan dua ahli geologi lainnya Rachel dan Nicole masing-masing dari Amerika dan Australia mengakhiri penelitiannya di Maluku. Mereka melakukan penggalian di pemukiman penduduk di pesisir pantai Galala untuk menghimpun data geologi dan arkeologi terkait “Air Turun Naik Galala” yang terjadi tahun 1952 silam.

Ron Harris-lah yang meramalkan terjadinya gempa di Sumatera, yang akhirnya terjadi di Banda Aceh tahun 2004.

Sumber: Radio DMS
Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending