Bagikan:

Tragis, Ke Sekolah Siswa SMP di Kolaka Bergelantungan di Jembatan

Para siswa SMP yang tinggal di Dusun Teppoe, Kelurahan Balandete, Kolaka, Sulawesi Tenggara harus bertarung dengan nyawa ketika menempuh jalan ke sekolah mereka.

NUSANTARA

Senin, 25 Nov 2013 16:41 WIB

Tragis, Ke Sekolah Siswa SMP di Kolaka Bergelantungan di Jembatan

Siswa SMP, Kolaka, Jembatan

KBR68H, Kolaka - Para siswa SMP yang tinggal di Dusun Teppoe, Kelurahan Balandete, Kolaka, Sulawesi Tenggara harus bertarung dengan nyawa ketika menempuh jalan ke sekolah mereka.

Dalam empat bulan terakhir, mereka rela bergelantungan di tali besi bekas penyangga jembatan yang ada di dusun itu. Pasalnya jalur itu merupakan jalur satu-satunya yang menghubungkan dusun mereka tinggal dengan daerah luar.

Sejak itu pula tidak ada perhatian khusus dari pemerintah setempat untuk memperbaiki jembatan, meskipun lurah Balandete telah mengusulkan perbaikan jembatan itu.

Amirullah, adalah salah satu dari puluhan siswa SMP yang tiap hari bergelantungan di tali jembatan setinggi 50 meter dari dasar sungai. Dia mengaku, sebenarnya mereka takut untuk melewati tali besi itu, tapi jika tidak melakukan hal demikian mereka tidak akan bisa bersekolah lagi. Terlebih lagi di dalam dusun hanya ada SD, jadi untuk mendapatkan pendidikan SMP sederajat harus bersekolah ke luar kampong.

“Tidak ada jalan lain, kalau naik motor itu jauh dan dilarang juga. Sudah empat bulan dan kalau pergi buka sepatu jadi biasa telat. Agar cepat diperbaiki agar kita bisa pergi ke sekolah dengan cepat dan tenang. Takut jatuh dan kita kan manusia jadi takut mati juga,” tutur Amirullah.

Dia juga mengatakan, resiko paling besar ketika mereka melewati tali besi bekas penyangga jembatan itu saat hujan turun atau setelah hujan reda. Pasalnya kondisi tali besi yang licin sewaktu-waktu bisa membuat mereka terjatuh.

Mereka pun berharap adanya perhatian dari pemda. Keluhan yang sama juga datang dari Lurah Balandete, Syarifuddin. Ia meminta siswa SMP yang tiap saat melewati tali besi itu bersabar. Sebab ia sudah sering mengusulkan kepada pemda agar adanya perhatian. Namun hingga saat ini tidak ada tanggapan sama sekali.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending