Bagikan:

Petinggi Vatikan Resmikan Taman Ziarah, Umat Non-Katolik Hadir

Umat Islam, Protestan dan Hindu di Kupang, Nusa Tenggara Timur, ikut meriahkan pemberkatan dan peresmian Taman ziarah Yesus Maria di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Timur, Senin (25/11).

NUSANTARA

Senin, 25 Nov 2013 11:31 WIB

Author

Silver Sega

Petinggi Vatikan Resmikan Taman Ziarah, Umat Non-Katolik Hadir

Vatikan, Taman Ziarah, Kupang, Non-Katolik

KBR68H, Kupang - Umat Islam, Protestan dan Hindu di Kupang, Nusa Tenggara Timur, ikut meriahkan pemberkatan dan peresmian Taman ziarah Yesus Maria di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Timur, Senin (25/11).

Taman Ziarah ini diberkati oleh salah satu petinggi Vatikan yakni Kardinal Stanislaw Rylko, Ketua Dewan Kepausan untuk Kerawam dan Kepemudaan Vatikan.  Sementara, peresmian dilakukan oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Ketua Panitia Peresmian Taman Ziarah Oebelo, Krsto Blasin mengatakan, umat Islam akan membawakan lagu Kasidah, umat Hindu dengan Tarian Kecak dan umat Konghucu berpartisipasi dengan Tarian Barongsai-nya.

"Jam 7.30 itu Kardinal, Uskup dan rombongan tiba di Taman Ziara Yesus Maria Oebelo, penyambutan oleh Drumband SMAK Giovani  dan diarahkan menuju aula terbuka. Terus akan disambut dengan sapaan adat Natoni dari Paroki Penfui. Selanjutnya Kardinal berjalan ke pastoran bersama rombongan disambut oleh penari-penari dari umat muslim dalam bentuk kasidah," jelas Krsto Blasin di Kupang.

Kristo Blasin mengatakan, Taman Ziarah Yesus Maria Oebelo ini dibangun bukan hanya untuk umat Katolik, tetapi untuk semua umat. Sehingga untuk pengerjaan taman ziarah ini, kata dia, tidak hanya umat katolik, tetapi juga umat Protestan dan umat Islam. Peresmian dan pemberkatan Taman Ziarah dihadiri 20 ribu sampai 30 ribu umat, yang diawali dengan misa pemberkatan oleh Kardinal Stanislaw Rylko.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending