Bagikan:

Peneliti LIPI Tepis Prediksi Tsunami Ambon

KBR68H, Jakarta - Ahli gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaja menilai, prediksi gempa dan tsunami di wilayah Ambon, Maluku dalam waktu dekat tidak benar

NUSANTARA

Senin, 25 Nov 2013 23:27 WIB

Peneliti LIPI Tepis Prediksi Tsunami Ambon

Peneliti LIPI Tepis Prediksi Tsunami Ambon

KBR68H, Jakarta - Ahli gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaja menilai, prediksi gempa dan tsunami di wilayah Ambon, Maluku dalam waktu dekat tidak benar. Menurutnya, hingga saat ini belum ada yang bisa memprediksi musibah tersebut. Sebab siklus gempa di wilayah Kepulauan Maluku belum bisa dipetakan secara terukur. Keterbatasan alat pemantau gempa di kawasan tersebut juga merupakan salah satu faktor sulitnya melakukan prediksi.

"Kalau kita bilang potensi. Ya memang benar (ada potensi tsunami). Tapi saya pikir tidak ada ahli yang berani prediksi ada potensi tsunami dalam waktu dekat, atau beberapa tahun kedepan, bahkan puluhan tahun kedepan. Saya berani disembelih deh kalau ada ahli yang bilang seperti itu karena saya tahu persis disitu datanya masih sedikit. Kita belum tahu siklus gempanya," jelasnya saat dihubungi KBR68H, Senin (25/11).

Sebelumnya, sebuah surat kabar lokal di Ambon memuat hasil wawancara seorang ahli geologi dari Bringham Yong University, USA, Ron Harris yang memaparkan akan terjadi gelombang tsunami di Ambon seperti yang terjadi di Aceh 2004 silam. Kabar ini lantas menimbulkan kepanikan sehingga banyak warga yang langsung mengungsi ke tempat yang dianggap aman. (Baca: Pakar Gempa: Akan Ada Tsunami di Ambon)


Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Farida Salampessy menegaskan, kabar ini hanyalah isu dan mengimbau warga agar kembali ke rumah masing-masing.


Editor: Damar Fery Ardiyan


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending