Bagikan:

Jenazah Tentara Jepang yang Meninggal di Biak Selama PD II Dipulangkan

KBR68H, Biak - Pemerintah Jepang merepatriasi alias memulangkan warganya sebanyak 282 tentaranya yang meninggal di Papua dalam perang dunia ke II.

NUSANTARA

Rabu, 27 Nov 2013 10:06 WIB

Author

Radot Gurning

Jenazah Tentara Jepang yang Meninggal di Biak Selama PD II Dipulangkan

jenazah, tentara jepang, repatriasi, biak

KBR68H, Biak - Pemerintah Jepang merepatriasi alias memulangkan warganya sebanyak 282 tentaranya yang meninggal di Papua dalam perang dunia ke II. Taku Ohara dari Kedutaan Jepang di Indonesia mengatakan, langkah ini dilakukan sejak 7 tahun lalu atas dasar kerjasama pemerintah Indonesia –Jepang.

Pemerintah Jepang juga menyatakan proses pemulangan nama warganya itu sebagai bentuk kecintaan keluarga korban dan pemerintah Jepang terhadap leluhurnya. Untuk itu, kata Ohara, pihaknya akan memberikan bantuan pendidikan dan pertanian terhaap masyarakat Biak di Papua.

“Contohnya untuk bidang pendidikan, yang kemarin yang sudah dilakukan pembangunan 4 gedung Sekolah Dasar. Kemudian untuk bidang pertanian, karena di sini (biak-red) hampir tidak ada pertanian, maka kita telah memberi bantuan kerja sama membuka sawah. Kita sudah persiapkan untuk bidang kesehatan. Kini kini menunggu permintaan dari masyarakat biak atau papua, bantuan apalagi yang diperlukan dari pemerintah Jepang,”kata Ohara, kemarin di Biak.

Sejak 2006 lalu Pemerintah Jepang sudah merepatriasi bekas Tentara Jepang di Papua. Ini kali kelima proses repatriasi pemerintah Jepang bekerjasama dengan Pusat Arkeologi Kemendikbud. Kerjasama ini berupa pencarian, pengumpulan kerangka dan mengidentifikasi lalu membakarnya. Debu hasil bakaran itulah yang kemudian dibawa Pemerintah Jepang untuk dibawa ke negaranya.
 
Kepala Pusat Arkeologi Kemendikbud Bambang Sulistyanto menyebutkan, sudah 3 ribuan kerangka jenazah bekas tentara jepang yang direpatriasi dari Papua. Diperkirakan masih ada lebih dari 10 ribuan tentara Jepang yang belum teridentifikasi. Di Indonesia ada sekitar 40.000-an yang masih tersebar dan di Asia ada sekitar 40.000.

Editor: Doddy Rosadi


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending