KBR68H, Lombok Utara - Beberapa ruas jalan di pelosok kabupaten Lombok Utara banyak yang rusak parah. Terlebih pada saat musim hujan, jalan yang menghubungkan antarkampung semakin rusak. Salah satu ruas jalan yang rusak parah adalah jalan menuju Dusun Selelos, Desa Bentek, Kecamatan Gangga. Di ruas jalan ini, kendaraan roda empat sangat sulit sampai ke tujuan karena jalanan yang berlubang.
Anggota DPRD NTB M Hadi Sulthon, yang meninjau kondisi jalan tersebut, mengatakan, pemerintah daerah harus segera membangun jalan di pelosok Lombok Utara karena hasil perkebunan masyarakat melimpah. Infrastruktur jalan yang dibangun nampak tidak tuntas karena sebagian jalan telah diaspal, namun sebagian lagi masih berupa jalan tanah.
Sulthon mengatakan, hasil perkebunan masyarakat seperti cengkeh, kakao, kopi, durian dan lain sebagainya harus didukung oleh infrastruktur jalan yang memadai. Kondisi jalan di daerah ini mestinya diperbaiki untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Kendaraan yang mengangkut hasil kebun masyarakat tidak bisa masuk sehingga harga jual hasil perkebunan menjadi rendah.
”Memang kita harus maksimal. Kalau memang kita mau kebun rakyat ini bisa dijual, saya pikir ini menjadi salah satu sumber dari kesejahteraan masyarakat, Jadi hanya dengan akses jalan masyarakat akan lebih sejahtera di sini. Kalau kita tidak perbaiki ini ya mentok lagi disini” katanya.
Sulthon menambahkan, pembangunan atau perbaikan infrastruktur jalan di wilayah yang kaya dengan sumber daya alam sebaiknya menjadi prioritas. Potensi pertanian dan perkebunan dapat mendongkrak Pendapatan Aseli Daerah (PAD) sehingga faktor pendukung berupa perbaikan infrastruktur menjadi sangat penting.
Sementara itu, Ketua Banjar Dusun Selelos, Desa Bentek Lombok Utara, Amaq Sukawati mengatakan, jalan yang rusak di wilayahnya sekitar 14 kilometer. Akibat infrastruktur jalan yang rusak, hasil perkebunan warga dijual lebih murah lantaran ongkos transportasi yang mahal.
“Misalnya biji coklat kering di sini dijual hanya Rp 20 ribu. Kalau di bawah ( di kampung tetangga yang jalannya bagus-red) harganya Rp 25 ribu per kg.” ujarnya.
Selain infrastruktur jalan yang rusak, masalah telekomunikasi di daerah ini cukup sulit karena sinyal seluler sangat terbatas. Warga setempat mengharapkan pemerintah daerah membangun tower untuk mendukung kelancaran komunikasi warga melelui telepon genggam.
Editor: Antonius Eko
Sumber: radio Global FM Lombok