Bagikan:

Gara-gara Ada Raskin, Lahan Padi di Wamena Papua Berkurang 60 Persen

Minat petani untuk menanam padi di Wamena Kabupaten Jayawijaya,Papua, menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua, Semuel Siriwa mengatakan, penyebabnya karena arus masuk beras miskin atau raskin ke

NUSANTARA

Jumat, 15 Nov 2013 11:21 WIB

Author

Radot Gurning

Gara-gara Ada Raskin, Lahan Padi di Wamena Papua Berkurang 60 Persen

raskin, lahan padi, wamena, papua

KBR68H, Biak - Minat petani untuk menanam padi di Wamena Kabupaten Jayawijaya,Papua, menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua, Semuel Siriwa mengatakan, penyebabnya karena arus masuk beras miskin atau raskin ke daerah itu tidak terbendung. 


Kata dia, 10 tahun lalu luas lahan tanaman padi di Wamena-Jayawijaya, ada 1.000 hektar lebih. Tapi sekarang tersisa 300 hektar, karena petani dan masyarakatnya lebih bergantung pada raskin.


"Petani mulai meninggalkan itu akibat pengaruh beras miskin (raskin). Mereka mengatakan, ini ada beras miskin murah, kenapa kita harus cape-cape buka lahan lagi. Jadi kami sudah mulai dorong. Mudah-mudahan petani mau kembali. Sebab kita bilang, ini nanti raskin ada batas waktu. Trus kalo selesai nanti, kita mau seperti apa. Sementara kita sedang bangun ketahanan pangan daerah. Kita sedang mulai garap kembali dengan bantuan benih, bibit dari pertanian dan peralatan-peralatan. Diharapkan petani kita bisa bergairah lagi," kata Semuel Siriwa.


Dia menambahkan, tahun depan pemerintah akan terus merangsang petani di Wamena dengan bantuan. Seperti bantuan penyiapan lahan, sarana produksi dan pupuk organik produk lokal. Selain itu, petani juga akan didorong untuk pengembangan pangan lokal. Seperti ubi-ubian dan sagu agar tidak bergantung pada beras miskin. 


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending