KBR68H, Tanah Karo - Desa Mardinding, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara merupakan desa paling parah terkena erupsi dan bebatuan kerikil Gunung Sinabung. Desa ini hanya berjarak tiga kilometer dari Gunung Sinabung.
Desa terletak di barat daya Gunung Sinabung, arah debu vulkanik menyembur. Ini yang membuat ketebalan debu di desa ini mencapai tiga centi meter. Walau debu tebal menerpa desa, warga di sana tetap ada yang berjaga secara bergantian.
“Penghuni gak ada, saya disini jaga desa, selama ini sudah tidak ada tapi aman saja, kami ganti-ganti jaga. Kalau erupsi kami pergi sebentar tempat aman dan kembali lagi. Batu-batu kecil banyak kena rumah warga,” ujar Sugih, Jumat (8/11).
Sugih dan seorang warga lainnya bertugas menjaga desa dari aksi penjarahan. Penjagaan ini dilakukan oleh dua orang secara bergantian. Penjagaan dilakukan karena Desa Mardinding yang dihuni 200 lebih keluarga, sejak empat hari terakhir ditinggalkan penghuninya.
Hingga Jumat dinihari (8/11) erupsi masih terus terjadi, dari laporan tim Posko Pemantau Gunung Sinabung, hari ini pada pukul 01.52 wib terjadi erupsi disertai getaran gemuruh dengan kekuatan 118 amplitudo. Namun semburan erupsi debu vulkanik tidak terlihat karena tertutup kabut. Selain itu, akibat semburan debu vulkanik Jumat dinihari tadi desa Kutarakyat juga diselimuti debu vulkanik yang bercampur air hujan.
Editor: Anto Sidharta
Di Tengah Erupsi, Warga Lereng Sinabung Jaga Desa
Desa Mardinding, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara merupakan desa paling parah terkena erupsi dan bebatuan kerikil Gunung Sinabung. Desa ini hanya berjarak tiga kilometer dari Gunung Sinabung.

NUSANTARA
Jumat, 08 Nov 2013 16:37 WIB


Erupsi, Warga Lereng, Sinabung
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai