Menurut Nirwono Yoga, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti mengatakan, dalam 100 hari minimal bisa diberi perhatian pada enam hal. “PR yang paling mendesak adalah konsolidasi ke dalam. Dalam waktu 100 hari ini kita harapkan gubernur terpilih bisa menentukan minimal 5-10 program prioritas, asal itu benar-benar dilaksanakan secara konkret. Ini juga untuk evaluasi apakah enam mega proyek yang ditawarkan contohnya pembangunan enam ruas jalan non tol layang dalam kota, pembangunan tanggul raksasa, pembangunan MRT, pembangunan kawasan ekonomi khusus. Tapi lebih penting adalah menangani masalah banjir dan macet secara bertahap dalam lima tahun ke depan.”
Nirwono mencontohkan, jika bicara masalah macet, bisa tidak memastikan sisa empat koridor Bus Transjakarta yang belum terbangun dapat dibangun minimal per tahun 1 koridor, sehingga dalam empat tahun warga bisa dijanjikan sudah terwujud 15 koridor busway.
“Kemudian dalam hal banjir, dari pada menawarkan program tanggul raksasa mungkin dananya dipakai untuk membenahi saluran air di depan rumah, di jalan, di kota jadi tidak ada istilah genangan, bahkan sampai penataan bantaran sungai dalam lima tahun. Ini yang akan menjadi indikator bagi warga Jakarta untuk lima tahun ke depan,” tandasnya.