Menurut Yayat Supriatna, pengamat tata kota Universtas Trisakti, berdampak sangat besar. “Karenataman nasional itu merupakan terbesar di pulau Jawa. dan mempunyai keanekaragaman hayati yang terkomplit, artinya jumlah jenis yang ter-cover untuk semua flora dan fauna di Jawa ada di situ, kecuali badak Jawa, termasuk burung Jawa semuanya ada belum tentu ada di tempat lain. Ketiga, itu adalah tempat air untuk daerah Jabodetabek, ada sekitar 100 sungai besar dan kecil yang mengalir dari sana. Bisa dibayangkan kalau itu hilang, maka bukan main dampaknya.”
Dirinya tidak sependapat jika taman nasional dipecah-pecah. “Satu kawasan ekosistem kalau dipecah-pecah dampaknya sangat besar. Karena satu ekosistem itu tentunya punya kaitan antara satu dengan yang lainnya, contohnya kalau ada satu ekosistem yang dapat menampung populasi dari macan tutul, macan tutul itu tidak bisa dipilah-pilah area populasinya, dia akan punah kalau dipilah-pilah. Kalau menurut saya selain keanekaragaman ini hilang, masyarakat sekitar kekurangan air, petani dan sawah sekitar Jabodetabek ini kurang air. Jadi banyak dampaknya, jangan cuma satu sektoral menteri merasa bahwa dia berkuasa kemudian bisa mengurangi, harusnya Menteri Pertanian dan Menteri PU harus melawan itu, Pemda-pemda juga melawan. Jadi bukan kita sebagai orang-orang ilmiah, tapi justru kepentingan masyarakat.”