Bagikan:

2014 Jakarta Macet Total

Jakarta akan mengalami kelumpuhan transportasi di tahun 2014, bila gagal membangun angkutan massal, sekaligus mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Hal itu mengacu pada kajian sistem transportasi di Jakarta. Bukannya menyelesaikan dan mengembangkan be

NUSANTARA

Rabu, 21 Nov 2012 08:00 WIB

Author

Eri Kartiadi

Yayat Supriyatna, pengamat transportasi, menuturkan Pemprov Jakarta seakan mengeluarkan program yang saling berbenturan. Satu sisi mengembangkan transportasi massal, yang hasilnya belum maksimal. Kini, sudah berencana menambah ruas jalan, guna mengakomodir kenaikan jumlah kendaraan pribadi.

Nada keprihatinannya itu disampaikannya saat berdiskusi dengan 89.2 FM Green Radio, di acara Green Talk.

GR (Green Talk): Apakah rencana itu selaras dengan niat Pemprov untuk mengedepankan moda transportasi umum?

YS (Yayat Supriyatna): Saya sangat prihatin akan hal itu. Satu sisi kita mengembangkan transportasi massal dalam bentuk busway, monorel, water-way, dan subway. Namun semuanya terbengkalai atau tidak berjalan mulus. Semuanya seakan terbentur.

Memang sangat dipahami, bahwa tidak ada pola penganganan tranportasi bisa diselesaikan dalam waktu pendek. Sehingga perlu dicari solusi guna menjembatani antara kebutuhan dan peningkatan jumlah kendaraan yang tinggi. Meskipun jalan alternatif yang bisa dibangun adalah jalan penghubung, yang berfungsi mengurai kemacetan di jalan yang jenuh. Tapi, pembangunan jalanan itu tidak akan menyelesaikan masalah, jika akar masalah berupa peningkatan jumlah kendaraan pribadi itu tidak segera diatasi.

GR: Ada argumen pertumbuhan jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan. Menurut Anda?

YS: Kita harus bertanya, apakah pembangunan jalanan itu adalah solusi yang paling tepat. Sementara itu, kita ketahui bahwa peningkatan kendaraan berlipat-lipat dari peningkatan jalan itu. Rasanya hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Padahal dengan mengedepankan peningkatan ruas jalan, justru memicu orang tetap menggunakan kendaraan pribadinya.

GR: Jadi, lebih memilih meningkatkan angkutan massal?

Angkutan massal adalah pilihan yang tidak bisa dipilih lagi alternatif lainnya untuk Jakarta. Ini adalah pilihan cerdas. Tapi mengapa selalu mengalami benturan.

 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending