Bagikan:

Tanggul Jebol, 444,5 Hektar Tanaman Pangan Rusak Parah di Sumut

KBR, Medan - Tingginya curah hujan sejak Agustus hingga September yang terjadi dibeberapa daerah di Sumatera Utara (Sumut), menyebab 444,5 hektare lahan tanaman pangan mengalami kerusakan parah karena terendam banjir.

NUSANTARA

Rabu, 08 Okt 2014 20:28 WIB

Author

Sri Wahyuni

Tanggul Jebol, 444,5 Hektar Tanaman Pangan Rusak Parah di Sumut

pangan

KBR, Medan - Tingginya curah hujan sejak Agustus hingga September yang terjadi dibeberapa daerah di Sumatera Utara (Sumut), menyebab 444,5 hektare lahan tanaman pangan mengalami kerusakan parah karena terendam banjir.

Berdasarkan data Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Sumut yang tercatat hingga pertengahan September 2014, lahan yang rusak merupakan tanamangan pangan  komoditas padi, jagung, kedelai dan kacang tanah.

Pokja Pangan PTPH Sumut, Bukhari merinci, keempat komoditas pangan yang mengalami kerusakan yakni untuk tanaman padi sebanyak 321 hektare, jagung 64,5 hektare, kedelai 54 hektare, serta kacang tanah sebanyak 5 hektare.

Untuk kedelai, lahan tanaman yang mengalami kerusakan sebanyak 54 hektare. Lalu kacang tanah sebanyak 5 hektare.

Bukhari menjelaskan, bahwa kerusakan tanaman pangan untuk komoditas padi,paling besar kerusakan terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Dimana lahan yang rusak mencapai sebesar 190,5 hektare. Sementara untuk jagung, terjadi di Kabupaten Batubara, yaitu sebanyak 60 hektare.

Sedangkan kedelai, kerusakan terbesar terjadi di Kabupaten Asahan sebanyak 54 hektare, dan kacang tanah Tapanuli Selatan sebanyak 5 hektare.

"Terendamnya tanaman pangan dikarenakan kerusakan sejumlah tanggul-tanggul serta saluran irigasi. Disamping juga dikarenakan sebagai dampak dari adanya perusahaan perkebunan yang lokasinya berbatasan langsung dengan areal pertanian yang ada," jelasnya.

Untuk mengatasi kerusakan tersebut, sudah ada bantuan dari Dinas Pertanian berupa mesin pompa untuk menyedot air. Namun kondisinya tidak maksimal, karena debit air yang ada terlalu tinggi.

Atas hal itu, pihaknya berharap agar para petani dapat melakukan penyesuaikan pola tanam, dengan mengikuti rekomendasi dari BMKG atas anomali iklim yang terjadi berupa kalender tanam.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending