KBR, Balikpapan - Akibat kemarau yang berkepanjangan selama tiga bulan, sejak Agustu shingga Oktober, menyebabkan penurunan hasil produksi pertanian di Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim)
Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan Chaedar Chaerulsyah mengatakan, penurunan hasil pertanian akibat kekurangan air sehingga banyak tanaman yang rusak hingga petani pun gagal panen.
Dia mencontohkan, jagung biasanya di waktu musim normal mampu menghasilkan 10 ton per hektar namun musim kemarau kali ini hanya bisa hasilkan 7 ton.
Beberapa tanaman yang mengalami kerusakan dan gagal panen yakni cabe rawit seluas 3 hektar lebih, cabe besar 4 hektar lebih dan Tomat 3,5 hektar. Selain itu, jagung 5 hektar, ubi kayu hingga 60 hektar , palawija hingga 65 hektar.
Begitupun sayur-sayuran kerusakan mencapai 45 hektar lebih yang meliputi, terong 3 hektar lebih, kacang-kacangan 6,5 hektar, sawi 7,5 hektar, bayak 4 hektar lebih, timun 4 hektar lebih dan buncis 3 hektar lebih.
"Hal itu juga dialami produksi buah-buahan yang juga mengalami kerusakan dan gagal panen yang mencapai 47 hektar dengan rincian Pepaya 35 hektar lebih, pisang 1,5 hektar, juga nenas dan buah lainnya," kata Chaedar Cherulsyah, Senin (13/10).
Dia menambahkan, sebelumnya di awal Agustus lalu telah mengingatkan para petani agar berhati-hati menghadapi kemarau yang akan terjadi, misalnya membuat sumur-sumur untuk menampun air untuk mengantisipasi musim kemarau.
Dua wilayah yang paling terkena dampak dari musim kemarau yakni Kecamatan Balikpapan Timur dan Kecamatan Balikpapan Utara.
Editor: Antonius Eko