Bagikan:

Pemerintah: Lestarikan Budaya, Pemberdayaan Komunitas Harus Dibangun

Walau kaya akan budaya dan ritual lokal, warisan budaya Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang terdaftar di warisan budaya nasional hanya ada tiga jenis seni dan budaya.

NUSANTARA

Kamis, 30 Okt 2014 16:14 WIB

Author

Hermawan

Pemerintah: Lestarikan Budaya, Pemberdayaan Komunitas Harus Dibangun

Lestarikan Budaya, banyuwangi

KBR, Banyuwangi – Walau kaya akan budaya dan ritual lokal, warisan budaya Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang terdaftar di warisan budaya nasional hanya ada tiga jenis seni dan budaya.

Hingga kini, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah mencatat baru ada tiga budaya Banyuwangi yang masuk dalam warisan budaya nasional. Padahal daerah ini memiliki ratusan warisan budaya.

Menurut Direktur Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi di Kementerian Kebudayaan, Sri Hartini, tiga warisan budaya Banyuwangi yang terdaftar itu adalah Tari Gandrung, Upacara Adat Tumpeng Sewu, dan Adat Seblang. Padahal kata Sri Hartini, Banyuwangi salah satu gudangnya adat, seni, dan ritual.

Sri berharap pemerintah daerah bisa aktif mendata seni, budaya dan komunitas adat yang ada di wilayahnya, lalu di laporkan ke Kementerian Kebudayaan. Sebab jika tidak didaftar dikhawatirkan warisan budaya lokal diklaim oleh bangsa asing. Ia mencontohkan keberadaan Suku Using di Desa Kemiren.

“(Perlu) pemberdayaan komunitas. Saya kira ini harus dimulai. Yang (di desa) Kemiren itu harus bisa mengayomi, merangkul itu semua agar tidak terjadi generalisasi. Ini harus segera kalau keluar kan (suku) Osing bukan Kemiren,” kata Sri Hartini kepada Portalkbr, Kamis (30/10).

Sri Hartini menambahkan, untuk mendaftarkan warisan budaya ke Kementerian Kebudayaan cukup mudah yaitu, dengan cara melakukan dialog antara budayawan, seniman, akademisi, tokoh adat serta pihak terkait. Sehingga memunculkan rekomendasi untuk membuat kebijakan mengenai kepercayaan komunitas adat.

Dengan munculnya rekomendasi tersebut, kata Sri, bisa sebagai bahan untuk menyusun rancangan guna mengelola kebudayaan sebagai suatu identitas dari masing-masing daerah.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending